April 30, 2008

PENDIDIKAN DISIPLIN TERBAIK

“Amalan yang paling disukai Allah SWT adalah shalat tepat waktu”
(KH Abdullah Gymnastiar-Aa Gym)

Di atas adalah sepenggal kalimat bijak yang disampaikan Aa Gym tentang shalat yang dikaitkan dengan disiplin. Shalat telah diwajibkan bagi umat Islam semenjak seseorang sudah baligh atau mencapai kedewasaan dan remaja. Shalat adalah rukun Islam setelah mengucapkan dua kalimat syahadat, yang wajib dikerjakan. Shalat diperintahkan untuk umat Islam agar terhindar dari perbuatan keji dan mungkar. Namun, jika ada orang Islam rajin ke masjid dan berjamaah, namun perilakunya tetap saja negatif, maka shalatnya telah gagal dalam mencegah perbuatan negatifnya dan sia-sialah shalatnya (QS. 107:4-5).

Gambaran disiplin yang ideal dan tepat adalah waktu shalat dan tertib gerakannya. Disiplin yang ada dalam ritual shalat lima waktu merupakan hikmah dari sekian banyak hikmah yang lain. Disiplin yang ditunjukkan shalat merupakan contoh yang baik bagi siapa saja yang ingin hidupnya teratur dan meraih kesuksesan. Orang Islam yang terbiasa melaksanakan shalat lima waktu tepat pada waktunya mempunyai kecenderungan dapat mendisiplinkan dirinya dalam mengelola kehidupannya.

Memang ini hanya sebatas dugaan atau hipotesis dan belum (sejauh ini) ditemukan penelitian tentang itu. Hipotesis ini hanyalah merupakan hasil analisis penulis pribadi yang dikombinasikan dengan metode berpikir mendalam (deep thinking). Keteraturan di dalam shalat adalah metode disiplin terbaik yang dimiliki oleh orang Islam. Jadi orang Islam tidak perlu lagi mencari contoh lain bagaimana disiplin yang terbaik.
Selama ini yang muncul adalah shalat berkaitan dengan kesehatan jiwa maupun fisik. Namun, perlu juga dilakukan sebuah kajian yang mendalam tentang shalat kaitannya dengan perilaku disiplin.

Disiplin itu berkaitan dengan peraturan, keteraturan, ketaatan, dan reguleritas yang dilakukan terus-menerus untuk mencapai suatu tujuan. Disiplin Menurut Kamus Besar Indonesia adalah tata tertib, ketaatan (kepatuhan) pada peraturan. Sedangkan Pendidikan disiplin merupakan suatu proses bimbingan yang bertujuan menanamkan pola perilaku tertentu, kebiasaan-kebiasaan tertentu, atau membentuk manusia dengan ciri-ciri tertentu, terutama untuk meningkatkan kualitas mental dan moral (Sukadji, 1988).

Perilaku disiplin itu sendiri, menurut Terry (2006:14), terbagi menjadi 2 (dua) macam yaitu: 1) Self Imposed Dicipline, yaitu disiplin yang timbul dari dalam karena adanya dorongan perasaan, pikiran, dan kehendak sendiri tanpa adanya paksaan dari luar untuk mentaati dan melakukan sesuatu; 2) Command Dicipline: disiplin yang timbul karena adanya perintah dan rasa takut terhadap adanya hukuman atau sanksi yang diberlakukan organisasi.

Sesuatu pekerjaan bilamana dilakukan tanpa kedisiplinan akan merusak pekerjaan itu sendiri. Akibatnya sangat fatal jika hidup ini tidak disiplin. Sudah banyak contoh tragis yang diakibatkan tidak disiplin. Misalnya disiplin dalam berlalu lintas, mengurus rumah tangga dan keluarga, dan disiplin dalam belajar ketika sekolah maupun kuliah, serta disiplin dalam bekerja untuk mencari nafkah.

Meningkatnya angka kecelakaan akhir-akhir ini erat hubungannya dengan disiplin lalu lintas yang buruk. Begitu juga pelajar dan mahasiswa yang tidak disiplin dalam belajar, bisa saja tidak naik kelas atau drop out. Jadi jangan menyepelekan sikap dan perilaku disiplin dalam hidup.
Disiplin bukan berarti hidup yang dijalani harus kaku atau saklek. Disiplin tidak akan mematikan kreatifitas dan kebebasan individual, jika dipahami dengan benar dan tepat. Jika disiplin disalahartikan kemungkinan besar akan menjadi boomerang bagi individu tersebut. Bukti bahwa disiplin shalat tidak kaku dapat dilihat dari jeda waktu antara shalat Subuh dengan Zuhur, shalat Zuhur dengan Ashar, shalat Ashar dengan Maghrib, shalat Magrib dengan Isya, shalat Isya dengan Subuh lagi. Jeda waktunya setiap rangkaian shalat tersebut juga beda, seperti antara shalat subuh dengan zuhur yang selisih kurang lebih 6-7 jam dan shalat isya dengan subuh yang selisih waktunya adalah 8-9 jam.

Tentunya perbedaan waktu jeda itu memiliki hikmah yang banyak dan belum begitu banyak diketahui oleh manusia. Ini membuktikan bahwa waktu shalat bersifat fleksibel untuk istirahat sejenak dan lama, namun tidak melenakan. Bisa jadi jeda waktu tersebut berkaitan dengan kesehatan jiwa, pikiran, dan fisik manusia agar seimbang karena telah mengikuti jadwal shalat. Dalam bekerja kita harus juga memiliki waktu istirahat untuk melemaskan otot-otot dan pikiran maupun jiwa kita. Mesin saja membutuhkan pemeliharaan dan pengawasan, apalagi manusia. Jadi jangan terlalu memaksakan diri dalam beraktivitas dan juga jangan terlena atau berlama-lama dengan waktu istirahat.

URGENSI WAKTU BAGI SEORANG MUSLIM

Demi waktu. Sesungguhnya manusia itu benar-benar mengalami kerugian. Kecuali orang-orang yang beriman dan melakukan perbuatan baik. Yang selalu nasehat-menasehati tentang kebenaran dan kesabaran. Inilah firman Allah SWT yang bermakna tentang urgensi waktu. Waktu sangat berharga karena waktu tidak bisa dicari lagi dan selalu meninggalkan kita. Namun, jika uang yang hilang masih bisa dicari. Jabatan jika hilang masih bisa didapatkan lagi. Begitupun rumah mewah, kendaraan bermotor yang “wah”, maupun anak-anak kita sekalipun. Waktu harganya tidak dapat diukur dengan uang maupun perhiasan yang banyak. Waktu adalah nikmat dari Allah SWT yang harus dirawat, dipelihara, dijaga, dan dimanfaatkan sebaik-baiknya untuk kemaslahatan individu, keluarga, masyarakat, bangsa, dan agama. Waktu harus dimanfaatkan untuk mengerjakan sesuatu yang bernilai baik sebagai bekal kebahagian di dunia dan di akhirat.

Agar waktu dapat dimanfaatkan dengan hal-hal yang positif, perlu sebuah rencana dan tujuan yang jelas. Siapa yang gagal membuat sebuah rencana, berarti ia telah merencanakan sebuah kegagalan. Waktu seperti pedang yang sangat tajam, apabila tidak digunakan sebaik-baiknya dan seoptimal mungkin, ia akan menebas atau melukai si pemilik pedang tersebut. Maka berhati-hatilah dengan waktu yang kita miliki.

Setiap orang memiliki waktu yang sama yaitu 24 jam sehari semalam dan tidak lebih tidak kurang, negara maju maupun berkembang, orang miskin ataupun kaya, pejabat atau pegawai biasa, Rasulullah dengan sahabatnya, Amerika Serikat dengan Indonesia, semua memiliki porsi waktu yang sama tanpa diskriminasi sedikitpun. Jika ada orang yang sukses dalam hidupnya maka orang tersebut telah berhasil memahami urgensi waktunya. Mereka sukses dan kita pun bisa juga sukses. Ada juga orang yang menghabiskan waktunya untuk hal-hal yang tidak memberi manfaat baginya, seperti ngeceng di Mal atau pusat-pusat perbelanjaan, ngumpul bareng dengan teman-teman dan biasanya terbersit untuk melakukan perbuatan iseng, nonton TV dan mendengar radio. Di antara sekian banyak kegiatan di atas bila dilakukan terus-menerus dan melampaui batas dari kebutuhan, jadinya tidak memberikan manfaat banyak bagi masa depan. Hendaknya dilakukan di kala memang dibutuhkan ketika kondisi pribadi sedang suntuk, bosan dan penat sehabis bekerja atau sekolah.

Orang yang memahami urgensi waktu tentu tidak akan menyia-nyiakan waktunya untuk hal-hal yang tidak berguna. Orang yang memahami arti penting waktu bagi kehidupannya akan merencanakan dan melakukan sesuatu yang terbaik untuk mengisi waktunya. Apapun akan dilakukan sesuai rencana dan tidak mau membuang waktu percuma untuk suatu kegiatan yang tidak ada artinya. Alangkah baiknya jika sebelum melakukan kegiatan atau memutuskan sesuatu, tanyalah dulu kepada diri sendiri, “apa manfaatnya bagiku (AMBAK)!” setiap orang memiliki jawaban yang berbeda untuk menjawab pertanyaan tersebut. Sesuai dengan tujuan hidupnya masing-masing.

Namun ada satu tujuan yang persis sama setiap orang yaitu kembali kepada Pencipta atau Tuhan Yang Maha Esa, karena Dia-lah yang berhak untuk mengambil kepunyaan-Nya. Kita adalah milik-Nya yang harus kembali ke dunia ahirat yang kekal abadi, surga atau neraka!
Setiap yang berjiwa pasti akan merasakan maut. Untuk itu setiap jiwa harus memanfaatkan waktu yang dimilikinya untuk melakukan amal saleh sebanyak-banyaknya dan seoptimal mungkin. Ini adalah rencana jangka panjang yang membutuhkan bekal yang ready to use. Namun kita tidak pernah tahu kapan dan dimana jiwa ini akan diambil oleh Allah SWT.
Waktu adalah sebuah misteri yang menyimpan banyak ilmu bagi siapa saja yang ingin memanfaatkannya. Beruntunglah bagi orang-orang yang menemukan urgensi waktu bagi kehidupannya. Merugilah bagi orang-orang yang tidak menyadari urgensi waktu bagi kehidupannya. Waktu bisa mengantarkan seseoran ke jenjang kesuksesan dan waktu juga bisa menjerumuskan seseorang pada kehancuran. Waktu bisa menjadi partner yang menguntungkan tetapi dapat juga menjadi mitra yang berbahaya.
Waktu di tangan orang beriman dan bertakwa menjadi sesuatu yang sangat berharga atau tak dapat dinilai harganya. Namun, waktu akan menjadi sampah bagi orang yang jauh dari nilai-nilai ketuhanan. KH Abdullah Gymnastiar, yang akrab dipanggil Aa Gym, mengibaratkan waktu bagaikan piring mahal yang jangan diisi dengan sampah melainkan harus dituangkan makanan yang baik. Itulah arti waktu bagi orang sekaliber Aa Gym.
Semakin bertambah umur maka semakin dekat kita dengan waktu. Dan ingat, maut itu sebuah misteri ilahi yang tidak pernah kita tahu kapan dan di mana terjadinya. Rasulullah saja tidak tahu, apalagi kita sebagai umatnya.

Ingatlah sebuah dialog antara Khalifah Umar bin Abdul Aziz dengan anaknya, Abdul Malik. Suatu ketika Khalifah pulang ke rumah untuk istirahat setelah semalam suntuk menjaga ayahnya yang sedang sakit-sakitan. Sewaktu Khalifah berada di tempat tidur, datanglah anaknya bertanya kepadanya, “Wahai Amirul Mukmin, gerangan apakah yang menyebabkan engkau bersantai-santai di tempat tidur?” kemudian Khalifah menjawab, “aku ingin sejenak melepaskan kelelahan setelah menemani kakekmu yang sedang sakit-sakitan di rumahnya.” Lalu anaknya bertanya lagi, “Apakah engkau tega membiarkan rakyatmu yang sedang kesusahan dan menunggu pertolongan darimu saat ini?” Khalifah kembali menjawab, “Aku akan menolong mereka setelah setelah sholat Dhuhur.” Abdul Malik pun kembali bertanya kepada ayahanda yang dicintainya, “Siapakah yang menjamin engkau bisa hidup sampai waktu Dhuhur, wahai Amirul Mukminin?” Seketika itu juga Khalifah langsung bangun dari tempat tidurnya dan segera membantu rakyatnya. Saat itu juga Khalifah langsung menuju ke gudang gandum untuk mengambil beberapa karung dan dibagikan untuk rakyatnya yang sedang kelaparan.
Inilah sebuah kisah nyata tentang urgensi waktu bagi seorang Khalifah Umar bin Abdul Aziz. Dia adalah pemimpin Islam yang mampu mengentaskan kemiskinan di masa pemerintahannya. Sampai-sampai pada saat itu tidak ada lagi orang yang membutuhkan sedekah dari Departemen Keuangan (Baitul Maal).

Di dalam buku Kiat Praktis Manajemen Waktu, Aa Gym mengutip ucapan Imam Syafii tentang waktu yaitu, “Cukup dengan surat al-Ashr, al-Qur’an sudah terwakili.” Hal ini menunjukkan firman Allah SWT dalam surat tersebut, yang mencerminkan betapa demikian pentingnya waktu dalam pandangan Allah SWT. Pendapat seorang Imam Mazhab tersebut menjadi dalil kuat urgensi waktu kaitannya dengan aspek-aspek ritual keagamaan seperti sholat lima waktu yang sudah terjadwal waktunya dan bernilai tinggi bila dikerjakan tepat waktu. Pengerjaan sholat wajib lima waktu tepat pada masanya adalah amalan yang disukai Allah SWT, sebagaimana yang disampaikan Aa Gym dalam buku tersebut.

Maka dari itu, waktu yang kita miliki harus dijaga dan diisi dengan hal-hal yang bermanfaat dengan membuat rencana harian, bulanan, dan jangka panjang agar rencana tersebut menjadi arahan atau kompas bagi kita supaya tidak tersesat. Supaya kita punya arah atau tujuan dalam hidup ini. Sibuk dalam bekerja juga harus bertujuan bukan sebaliknya. Jangan sampai kita menghabiskan waktu untuk hal-hal yang tiada artinya bagi hidup kita yang sangat singkat. Ingat, satu hari di akhirat sama dengan seribu hari di dunia. Sekaranglah saatnya kita menghargai waktu dan jangan pernah menunda-nunda suatu pekerjaan.

April 29, 2008

Senyum Anggota Dewan

Apa pendapat anda tentang senyuman tersangka kasus suap pengalihan hutan Kabupaten Bintan, Al Amin Nur Nasution? Mungkin kita akan mengatakan bahwa senyuman yang muncul dari bibir Amin seharusnya tidak perlu. Mengapa? Seharusnya orang yang menjadi pesakitan atau tersangka korupsi menunjukkan wajah yang sedih, malu, dan stress. Namun tidak dengan Amin. Sewaktu disorot oleh wartawan media cetak dan elektronik, Amin masih mengumbar senyum, dan mengatakan dirinya tidak bersalah. Amin mengaku uang yang ditemukan oleh KPK adalah milik pribadinya.

Penulis justru menafsirkan senyuman Amin sebagai suatu bentuk pelecehan terhadap KPK dan seolah-lah memposisikan dirinya di atas angin (baca: aman). Seandainya penafsiran ini benar, alangkah tragisnya image lembaga penegak keadilan di negeri ini. Lembaga sekaliber KPK saja diremehkan oleh Amin, apalagi Mahkamah Agung, Pengadilan Tinggi, Pengadilan Negeri, Kejaksaan Agung, Kejaksaan Tinggi, dan Kejaksaan Negeri.

Senyuman Amin membuktikan bahwa hukum di negeri ini masih lemah untuk menjerat seorang koruptor. Amin sendiri tertangkap tangan sedang bertransaksi uang haram, namun masih mengatakan dirinya tidak bersalah ditambah lagi oleh PPP yang meminta KPK untuk mengklarifikasikan lagi status tertangkap tangan yang dialami oleh Amin. Di Indonesia ini memang lucu bin lucu. Orang yang jelas-jelas tertangkap tangan melakukan suap, masih juga dikatakan tidak bersalah. Masak iya KPK mau mempertaruhkan kredibilitasnya sebagai pendekar keadilan. Kata berbohong untuk kejahatan bukanlah karakter orang-orang yang ada di KPK. Penulis sangat yakin hal tersebut.

Kalau ada orang yang mengatakan, sah-sah saja jika Amin membela dirinya. Setiap orang pasti akan membela dirinya jika dianggap bersalah, walaupun kesalahan dia telah terbukti. Menurut hemat penulis, itu tidak masalah dan serahkan saja semuanya kepada KPK. Namun, menyerahkan semua masalah kepada KPK merupakan suatu tindakan yang tidak tepat. Kita boleh saja menaruh kepercayaan besar terhadap KPK, namun kontrol sosial terhadap KPK harus tetap jalan. Sudah menjadi kewajiban media massa dan lembaga swadaya masyarakat untuk senantiasa mengontrol kinerja KPK. Ingat, KPK itu bukan malaikat, melainkan manusia yang sama dengan kita dan pasti melakukan kesalahan juga. Jika KPK melakukan kesalahan yang dilakukan oleh oknum, kita tidak langsung memvonis KPK tidak layak menjadi Pendekar Keadilan. Hal yang dulu pernah dialami oleh Irawady Yunus, sebagai angggota Komisi Yudisial. Apakah semua anggota KY mengalami kebobrokan moral?

Wibawa lembaga penegak hukum di negeri ini memang sudah rendah sekali. Hukum hanya berpihak kepada orang-orang kaya yang mampu membeli hukum. Hukum tidak memihak kepada orang tidak berduit. Hukum efektif jika tersangka dan penjahatnya tidak mempunyai kekuasaan, jabatan, dan uang. Jika mempertanyakan tentang mafia peradilan, lagi-lagi yang menjadi biang keladinya masalah kesejahteraan para jaksa dan hakim. Menurut mereka, tugas yang diemban tidak sebanding dengan gaji yang mereka dapatkan. Sehingga sangat sulit melarang aparat hukum bersih dari praktek suap-menyuap dan korupsi.

Untuk meningkatkan kesejahteraannya, beberapa hari yang lalu para jaksa melakukan aksi demonstrasi menuntut kenaikan gaji dan kesejahteraan mereka. Pertanyaannya adalah, apakah benar dan bisa kenaikan gaji mampu membuat para penegak hukum tidak korupsi? Sekilas hipotesis tersebut dapat dibenarkan sebagai salah satu solusi untuk mencegah aparat hukum melakukan tindak white collar crime. Tapi perlu diingat, secara filosofis manusia itu tidak pernah merasa cukup dan ada kecenderungan untuk berlaku tamak. Filosofi ini berlaku bagi manusia yang jauh dari nilai-nilai spiritualitas dan moralitas. Jangankan orang yang yang tidak beriman, orang beriman pun masih terjebak oleh tingkah laku suap dan korupsi. Jadi, kenaikan gaji tetap bisa dipertimbangkan untuk meminimalisir perilaku suap dan korupsi. Tetapi, kenaikan gaji juga harus diimbangi oleh profesionalisme penegak hukum dan hal itu harus termaktub dalam peraturan yang ketat.

Banyak orang memandang praktek penegakan hukum di negeri ini sudah sangat parah sekali. Kondisi tersebut membuat masyarakat geram dan menuntut kepada pemerintah untuk mencontoh China. China sendiri sangat tegas terhadap pelaku korupsi. Jika ada pelaku korupsi yang terbukti, pemerintah China langsung menjatuhkan hukuman mati. Untuk menunjukkan keseriusan pemerintah China terhadap pemberantasan korupsi, Presiden China sebelum Hu Jintao, Zhang Zemin, mengatakan bahwa dia telah menyiapkan 100 peti mati bagi koruptor, termasuk peti mati untuk dirinya sendiri. Hal yang seperti inilah yang diinginkan oleh sebagian masyarakat Indonesia. Masyarakat meminta Presiden SBY juga menerapkan hal yang sama kepada para koruptor di negara ini. Penyakit korupsi harus segera diamputasi supaya tidak menyebarkan virus kepada generasi muda.

Pertanyaannya adalah apakah Presiden SBY berani mengambil langkah tersebut? Menjelang pilpress 2009, tidak menutup kemungkinan SBY akan melakukan suatu gebrakan untuk membangun citra dirinya agar bisa mengatrol suara sebanyak mungkin. Suatu hal yang mungkin saja terjadi, SBY akan melakukan gebrakan pemberantasan korupsi. Namun untuk menjerat pelaku korupsi dengan hukuman mati? Wallahu’alam.

April 26, 2008

AAC: PIONIR KEBANGKITAN FILM NASIONAL

Mengapa film Ayat-ayat Cinta (AAC) fenomenal dan menjadi pembicaraan banyak orang saat ini? Pertama novel tersebut sudah berulang kali naik cetak dengan jumlah total 400 ribu lebih eksemplar buku yang tersebar saat ini. Sebuah rekor yang ajaib untuk sebuah novel karya anak bangsa. Pertumbuhan tersebut makin beranjak naik dengan kehadiran film dengan judul yang sama. Hal ini terjadi karena para penonton tidak begitu puas dengan hanya menonton filmnya saja. Sehingga mereka merasa perlu untuk membeli bukunya. Untuk itu AAC dapat dikatakan sebagai buku megabestseller, bukan hanya bestseller. Hal ini merupakan penilaian seorang sastrawan nasional, Ahmadun Yosi Herfanda.

Film fenomenal Ayat-ayat Cinta dinominasikan meraih sembilan penghargaan dalam Festival Film Bandung (FFB) 2008 pada 29 April mendatang. Ayat-ayat Cinta yang dibintangi Rianti Cartwrigh dan Ferdi Nuril itu bersaing ketat dengan film Get Maried yang dibintangi Nirina Zubir. Berdasarkan penilaian dewan juri film AAC memenuhi kriteria sembilan kategori dari 11 kategori yang diperlombakan. Film Ayat-ayat Cinta dinominasikan meraih penghargaan sebagai film terpuji,editing terbaik, penata artistik terbaik, penata kamera terpuji, penata musik terpuji, penulis skenario terbaik, sutradara terpuji, pemeran utama pria terpuji, dan pemeran utama wanita terpuji.

Penulis novel Ayat-ayat Cinta, Habiburrahman El Shirazy, bakal menerima penghargaan hadiah Sastra Pusat Bahasa dari Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional (Depdiknas). Pasalnya, sastrawan tersebut dianggap telah membina dan mengembangkan kesusastraan di Indonesia dalam warna baru, yakni pencitraan Islam yang yang penuh kasih sayang, kedamaian dan jauh dari citra kekerasan.

Novel AAC mendapat penghargaan sebagai novel nomor 1 Indonesia versi Insani Award universitas Diponegoro Semarang. Sebuah penghargaan dari komunitas intelektual yang tak diragukan lagi kapasitas dan kredibilitasnya. Penghargaan itu langsung diberikan oleh pembina utama organisasi tersebut dan merangkap sebagai Pembantu Rektor IV Undip, DR. Muhammad Nur, DEA. Acara penyerahan penghargaan itu disaksikan langsung oleh salah satu pakar sastra dari program magister ilmu sastra Undip, DR. Muhammad Abdullah, MA.

Selain itu Novel AAC meraih penghargaan dari Forum Lingkar Pena (FLP) pusat sebagai novel terpuji nasional. Sebuah penghargaan yang datang langsung dari sebuah organisasi yang melahirkan seorang penulis fenomenal yaitu, Kang Abik sendiri. Penghargaan ini boleh dikatakan sebagai tindakan “nepotisme”. Namun nepotisme yang harus bahkan wajib dilakukan. Saya pikir tidak ada yang akan mendemo keputusan FLP untuk menganugrahkan Pena Award 2005 kepada kang abik. FLP sendiri adalah wadah kepenulisan anak muda yang tersebar di seluruh indonesia. Kapabilitas lembaga yang didirikan oleh Helvi Tiana Rosa dan kawan-kawan sangat diakui di jagat kesusastraan nasional. Bahkan regional seperti Malaysia, Singapura, dan Brunei Darussalam. Sebuah lembaga yang telah melahirkan dan membina penulis-penulis muda berbakat maupun tidak berbakat.

Lembaga sekaliber IKAPI DKI Jakarta juga ikut memberikan penghargaan berupa IBF Award 2006 dengan kategori buku fiksi dewasa terbaik. Beberapa penghargaan, diantaranya dari majalah muslimah dan Koran Republika menyebutkan karya Kang Abik (nama akrab Penulis AAC) mampu menggeser popularitas Novel Harry Potter (selisih 4 suara) dan Penulis AAC dianggap sebagai salah satu Tokoh Perubahan Indonesia 2007 dengan predikat The Sound of Moral.

Dari sekian banyak penghargaan yang diterima oleh Kang Abik, yang paling fenomenal adalah kepedulian para pejabat di negeri ini terhadap film nasional. Berawal dari kedatangan Wapres Yusuf Kalla yang ditemani istri menonton film AAC. Kedatangan wapres juga ditemani oleh Ketua MPR RI dan beberapa pejabat tinggi negara, merupakan suatu bentuk penghargaan yang tak ternilai. Hal ini menandakan bahwa film tersebut telah memasuki ranah politik dan disenangi oleh para politisi.

Klimaksnya, Presiden Soesilo Bambang Yudhoyono (SBY) juga meluangkan waktu untuk menonton film itu. Hebatnya, SBY mengajak serta 80 duta besar asing untuk nonton film bersama dan menyewa bioskop XXI secara khusus lewat lembaga kepresidenan. Presiden ingin memberikan pengajaran kepada seluruh Dubes tentang ajaran kasih sayang dan cinta damai yang sesungguhnya. Tindakan Presiden sendiri menuai pro dan kontra di antara politisi oposisi seperti Aria Bima dari PDI Perjuangan. Aria Bima menilai perilaku SBY kayak orang tidak ada pekerjaan saja dan menganggap tidak penting. Sebagian orang juga kecewa dengan tindakan SBY yang lebih mementingkan nonton film dibandingkan mengurus bangsa yang sedang terbelit masalah subsidi BBM dan harga sembako yang terus melonjak naik.

Di sisi lain orang menilai tindakan SBY adalah hal yang wajar. Apakah seorang presiden tidak boleh menonton film atau refreshing sejenak dari kesibukannya. Bukankah presiden mempunyai misi ketika mengajak para dubes menonton AAC. Presiden juga manusia biasa seperti kebanyakan rakyat Indonesia. Presiden juga butuh hiburan juga. Apakah itu salah? Begitulah, mungkin, suara-suara yang muncul dari para pendukung presiden dan wapres. Terlepas dari itu semua, dari dua kutub yang berbeda, yang jelas film AAC memberikan warna baru bagi perfilman nasional kita. Mungkin juga film AAC akan menjadi lokomotif kebangkitan film nasional yang sedang mencari jati diri dan penonton yang loyal. Kehadiran AAC diharapkan mampu mengubah image tentang perfilman Indonesia yang negatif, seperti klenik dan cinta picisan yang tidak senonoh bakan cenderung pornografis. Conggratulation buat Kang Abik dan AAC-nya!

FENOMENA SUICIDE DAN PENYEBABNYA

Santrock (1999:545) mengemukan penyebab utama kematian para remaja di Amerika Serikat. Menurutnya, ada 3 poin penting yang menjadi penyebab kematian remaja, yaitu: (1) kecelakaan kendaraan bermotor; (2) bunuh diri; dan (3) pembunuhan. Walaupun data tersebut diambil dari Amerika Serikat, maknanya hal tersebut juga terjadi di Indonesia, khususnya Bengkulu dan sekitarnya.

Kasus-kasus bunuh diri menunjukkan tren peningkatan dalam skala kecil. Namun, faktor pemahaman tentang agama yang rendah dan keadaan ekonomi yang sulit, kasus bunuh diri dapat saja mengalami tren yang meningkat. Secara umum seseorang yang melakukan bunuh diri adalah jalan pintas untuk menyelesaikan masalah hidup yang dialaminya.

Berita tentang bunuh diri sepasang remaja dan seorang mahasiswa adalah contoh terbaru, betapa rapuhnya jiwa mereka dalam mengahadapi masalah. Hanya gara-gara pihak keluarga tidak merestui hubungan cinta mereka. Seharusnya, jika masalah itu dibicarakan baik-baik, tentu saja ada jalan keluarnya. Menurut Durkheim (Suicide:1897), perilaku bunuh diri yang dilakukan oleh sepasang remaja tadi dikategorikan sebagai kelompok egoistic suicide. Egoistik suicide ini terjadi karena individu tidak mampu berintegrasi dengan masyarakat Mengapa hal itu sampai terjadi kepada mereka?

Bunuh diri terjadi dapat disebabkan banyak faktor. Salah satu faktornya ditinjau dari aspek psikologis. Faktor psikologis tersebut adalah depresi, perasaan putus asa, harga diri yang rendah, dan sikap menyalahkan diri sendiri (Santrock:1999). Keempat faktor tersebut mendominasi latar belakang remaja melakukan bunuh diri atau suicide.

Tuhan telah berfirman sesungguhnya masalah yang kita hadapi tidak akan pernah melebihi kemampuan kita untuk menyelesaikan menyelesaikan masalah tersebut. Artinya masalah yang kita hadapi masih mampu kita selesaikan dan Tuhan Maha Mengetahui tentang kondisi rohani dan jasmani kita. Selain itu Tuhan juga memberikan lebih banyak kemudahan dibandingkan kesulitan. Setiap satu kesulitan atau permasalahan yang kita hadapi, pasti ada dua solusi yang ada bagi kita.. jika ada dua masalah, maka ada empat solusi, dan seterusnya. Informasi ini dipahami dan direnungi oleh kita semua. Informasi ini bukan kutipan hasil penelitian ilmiah, melainkan kutipan yang berasal dari wahyu Tuhan.

Rasulullah SAW di dalam hadisnya mengatakan bahwa jika kita berpegang teguh pada Kitab Suci dan Hadis, maka manusia akan menemukan solusi kehidupan yang sesuai. Pertanyaannya adalah sudahkah kita mengetahui informasi tersebut? Jika sudah, apakah kita telah melaksanakannya?

Jika melihat fakta yang terjadi akhir-akhir ini, dapat disimpulkan informasi tersebut belum banyak diketahui dan kalaupun sudah, bisa jadi belum dipahami serta dipraktekkan. Belajar mengenai moral dan spiritual tidak hanya sebatas tahu dan didiskusikan. Namun harus dilatih pada kehidupan nyata yang kita hadapi atau menjalaninya saat ini. Melatih kecerdasan spiritual dan moralitas tidak akan pernah cukup dengan pelatihan sumberdaya manusia yang banyak ditawarkan saat ini. Pelatihan SDM hanyalah stimulus awal dari sekian banyak teknik penyadaran nilai-nilai spiritual dan moralitas.

Pelatihan atau training yang sesungguhnya adalah yang sering kita hadapi di keluarga (rumah), teman sebaya dan guru/dosen (sekolah/universitas), teman sekerja (kantor), dan lingkungan di sekitar rumah tempat tinggal (tetangga). Itulah pelatihan yang sesungguhnya yang harus kita lakukan. Wajar saja jika kita jatuh-bangun menghadapi problema kehidupan yang bergerak dinamis. Itu semua adalah proses yang membuat kita terus belajar. Ingat, manusia itu adalah makhluk pembelajar. Maksudnya, manusia senantiasa mengambil pelajaran dari pengalaman-pengalaman hidupnya. Mengambil ibroh dari kehidupan disekeliling kita, membuat kita selalu carefully dan dewasa dalam memutuskan sesuatu perkara. Sesungguhnya pengalaman adalah guru yang terbaik. Sedangkan kegagalan adalah teman yang harus dirangkul bukan dijauhi.

Apa yang menimpa korban bunuh diri idealnya menjadi pelajaran bagi orang tua dan masyarakat. Bunuh diri bukanlah masalah sepele. Kita mengetahui bunuh diri adalah perilaku yang tidak disukai oleh Tuhan dan pelakunya mendapatkan azab yang pedih. Azab yang diterima pelaku bunuh diri disebabkan kufur nikmat terhadap anugrah kehidupan yang diberikan Tuhan. Bunuh diri sangat disukai oleh setan, karena ia mendapatkan teman di neraka nanti. Sungguh kenyataan yang tragis. Jadi jangan pernah memikirkan untuk bunuh diri, apalagi melakukannya!

Memikirkannya saja kita sudah dilarang keras, apalagi kalau melakukannya. Perlu dicamkan oleh setiap orang bahwa tidak ada masalah yang tidak bisa diselesaikan. Seperti tidak ada penyakit yang tidak ada obatnya. Setiap penyakit pasti ada obatnya. Itu merupakan ketentuan yang maha kuasa.

Setiap permasalahan yang kita hadapi harus diceritakan atau dibagikan dengan orang lain. Istilah kerenya yang sering kita dengar adalah mencurahkan isi hati atau curhat. Masalah yang kita hadapi jangan dipendam saja. Justru jika masalah itu disimpan terus-menerus, bisa menyebabkan gangguan mental dan mengalami depresi yang akut. Orang yang menderita depresi cenderung lebih besar untuk melakukan tindakan bunuh diri.

Sebagai panduan bagi orang tua dan masyarakat perlu mengetahui gejala-gejala orang yang mengalami depresi. Gejala-gejala dari depresi itu sendiri antara lain: (1) suasana hati yang tertekan atau mudah marah sepanjang hari; (2) minat yang menurun terhadap aktivitas yang menyenangkan; (3) perubahan berat badan atau kegagalan meningkatkan berat badan yang diperlukan pada masa remaja; (4) masalah tidur; (5) gangguan atau kemunduran psikomotor; (6) rasa lelah atau hilang energi; (7) perasaan tidak berharga atau perasaan bersalah yang sangat berlebihan; (8) konsentrasi dan kemampuan pengambilan keputusan menurun; dan (9) munculnya gagasan-gagasan yang berkaitan dengan bunuh diri, percobaan bunuh diri, atau rencana untuk melakukan bunuh diri (Santrock:1999).

Hal ini disebabkan antara pikiran dan jiwa tidak sinkron, maka terjadilah yang namanya halusinasi dan paranoia. Dengan menceritakan masalah yang kita hadapi membuat hati menjadi tenang karena ditanggapi oleh orang.

Tanggapan itu sendiri adalah solusi yang akan membantu kita keluar dari masalah yang ada. Itulah gunanya orang tua, sahabat, istri/suami, dan saudara, serta psikolog dan psikiater. Psikolog itu tugas utamanya bukan hanya mengukur kecerdasan, melainkan menjadi problem solver. Selain psikolog ada juga pekerja sosial dan para ustadz. Orang-orang yang berprofesi seperti itu memang ditugaskan sebagai problem solver karena mereka mempunyai pengetahuan atau ilmu tentang jiwa manusia dan gejolaknya. Perlu diingat, manusia itu bukan individual tetapi makhluk sosial yang saling membutuhkan dan tolong-menolong.

Kunci dari itu semua adalah kita harus mempercayai mereka bahwa mereka pantas mengetahui masalah yang kita hadapi dan mereka mampu menjadi part of solution. Terlepas mujarab atau tidak solusinya, yang terpenting kita telah berusaha dan akan terus berusaha. Ikhtiar merupakan tanggung jawab manusia, sedangkan keputusan yang terbaik adalah milik Tuhan. Jadi, jangan pernah berlari dari masalah, tetapi hadapi dan selesaikan. Semoga sukses!

Bom Waktu “Benteng”

Pemekaran wilayah Bengkulu Tengah (Benteng) mulai memicu bom waktu. Pemicunya tidak lain adalah penolakan tiga bupati untuk menandatangani tapal batas benteng. Ketiga bupati tersebut adalah Bupati Bengkulu Utara, Bupati Seluma, dan Bupati Kepahiang. Ketiganya menolak menandatangani karena Benteng belum disahkan oleh DPR. Hal tersebut disampaikan ketiga bupati tadi ketika bertemu dengan Gubernur Bengkulu. Apa yang bisa kita tangkap dari peristiwa tersebut?

Pemda propinsi seharusnya belajar dari konflik pemekaran wilayah di daerah lain, termasuk di Bengkulu sendiri. Hal ini pernah terjadi ketika pemekaran wilayah di kabupaten Bengkulu Selatan dan Rejang Lebong serta Bengkulu Utara. Tentu kita tidak lupa ketika terjadi kerusuhan yang disebabkan permasalahan letak ibukota kabupaten, seperti yang terjadi di Mukomuko. Selain itu permasalahan tapal batas antara Rejang Lebong dengan Kepahiang dan Bengkulu Selatan dengan Seluma serta Kaur.

Pemekaran wilayah sangat rentan terhadap konflik. Belum lama ini kita mendengar penolakan pemekaran Kabupaten Benteng. Ada yang menolak pemekaran wilayah dan ada juga yang setuju. Masing-masing kelompok merasa benar dengan argumentasinya. Walaupun argumentasi tersebut tidak didukung oleh validitas dan realibilitas data yang akurat.

Selama ini Pemda propinsi Bengkulu belum melakukan penelitian dasar (core research) tentang potensi daerah Bengkulu. Yang kita tahu, penelitian yang banyak dilakukan untuk kepentingan jangka pendek. Katakanlah seperti perkebunan kelapa sawit dan pariwisata. Kita mengharapkan hasil penelitian tersebut bisa digunakan untuk membuat Bengkulu tinggal landas dari ketertinggalan ekonomi dan pendidikan.

Penulis melihat belum ada keseriusan dari Pemda propinsi Bengkulu untuk memanfaatkan kekayaan sumber daya manusia yang dimiliki perguruan tinggi (PT) yang ada di propinsi Bengkulu. Sayang sekali jika SDM terlatih dan berpotensi di PT tidak dimanfaatkan untuk kemajuan Bengkulu.
PT salah satu tugasnya adalah pengabdian masyarakat lewat penelitian. Peran inilah yang harus dimanfaatkan semua pihak untuk merekrut tenaga profesional bagi peningkatan kesejahteraan daerah Bengkulu. Bagaimana mungkin Bengkulu bisa maju jika hasil penelitian dan tenaga ahli yang ada di PT tidak digunakan dan dioptimalkan.

Masih ada waktu sebelum Kabupaten Benteng disahkan DPR, dari sekarang pemerintah daerah mulai merencanakan dan mengimplementasikan tindakan preventif. Tindakan preventif untuk meminimalisir aksi anarkhis para demonstran yang menolak maupun yang mendukung pemekaran wilayah. Termasuk penanganan dampak sosial dan ekonomis yang ditimbulkan dari aksi tersebut, jika seandainya terjadi.

Untuk meminimalisir dampak dari pemekaran wilayah tersebut, menurut para ahli pembangunan (Development Expert) Kota-Desa, salah satunya, adalah dengan memanfaatkan tenaga ahli-tenaga ahli yang ada di PT. kemudian Pemda propinsi Bengkulu perlu memfasilitasi dialog antara yang bertikai. Yang terpenting adalah adanya itikad baik semua pihak yang bertikai dan terkait untuk mencari solusi yang saling menguntungkan. Hindari pemaksaan kehendak yang berasal dari karakter egosentris. Penilaian terhadap kasus tersebut harus dibahas secara objektif dan tegas. Semoga konflik ketiga bupati dan tapal batas tidak terulangi lagi di Bumi Rafflessia.

April 25, 2008

WATERPOINT (seaworld) TOURISM

Banyak cara yang bisa dilakukan Pemda propinsi dan kota Bengkulu untuk mengoptimalkan objek wisata yang ada. Salah satu objek tersebut adalah Pantai Panjang (PP). PP merupakan objek wisata yang menarik dan selalu dipadati pengunjung setiap hari Sabtu dan Minggu (weekend). Apalagi semenjak adanya wahana waterboom dan BIM (Bengkulu Indah Mall). Bilamana pembangunan wisata PP dikelola dengan sepenuh jiwa oleh pemimpin di Bengkulu, dapat dipastikan –Insyallah- tempat tersebut menjadi tujuan utama wisatawan domestik dan mancanegara

Untuk mendukung PP sebagai tujuan utama wisatawan, Pemda Bengkulu telah membangun fasilitas olahraga dan fisik. Fasilitas fisik yang dimaksud adalah pelebaran jalan dan pembangunan jembatan. Kita tahu sekarang sedang dilakukan pengerjaan proyek jalan dua jalur dari PP ke Terminal Sungai Hitam. Selain itu pembangunan jembatan yang menghubungkan antara PP dengan Jenggalu. Melihat kondisi itu, daerah peisisir pantai menjadi fokus Pemda sebagai tempat wisata strategis dan prioritas. Termasuk perluasan dan pelebaran jalan antara Bandara Fatmawati ke PP. Sebuah perpaduan yang cantik (interconnection) yang memudahkan wisatawan asing mengakses tempat penginapan dan objek wisata lainnya. Dan kita tahu bahwa tempat penginapan yang enak banyak berada dipinggir pantai. Rata-rata hotel yang bagus memang berada di area tersebut.

Namun kebanyakan dari proyek yang sedang berjalan di PP terlunta-lunta dan tersendat-sendat. Seperti proyek jembatan PP-Jenggalu. Proyek jalan dua jalur. Proyek Sport Centre. Kita tidak tahu-menahu soal itu, kecuali proyek itu sudah dipromosikan serempak dalam pencanangan kawasan wisata internasional.

Seharusnya pemerintah menjelaskan alasan keterlambatan dan ketidakpastian pelaksanaan proyek di PP. caranya melalui media massa lokal. Tindakan ini perlu dilakukan agar masyarakat tidak buruk sangka terhadap Pemda. Di era keterbukaan dan demokrasi saat ini, menjadi kebutuhan publik untuk mengetahui kondisi kekinian dari pembangunan di daerahnya. Menutup informasi penting untuk publik sama dengan menghambat proses demokrasi dan pembangunan. Hal itu jelas melanggar UUD 1945 dan kebebasan untuk mendapatkan informasi dari berbagai saluran dan media.

Namun permasalahan tersebut tidak akan dibahas panjang lebar pada tulisan ini. Penulis hanya ingin menyampaikan sebuah ide yang menurut hemat penulis relatif baru dan unik. Ide yang dimaksud adalah menjadikan kawasan PP sebagai kawasan wisata alam dan air. Untuk wisata alam bisa berupa sarana pelatihan luar ruangan (outbond/outdoor). Sedangkan wisata air misalkan dengan membangun Waterpoint bawah laut untuk melihat pemandangan asli dibalik pipa-pipa raksasa yang terbuat dari kaca atau plastik.

Waterpoint adalah sebuah tempat wisata tertutup yang berada di bawah permukaan laut. Tempat tersebut mirip saluran pipa PDAM yang tembus pandang terbuat dari kaca yang tebal dan sesuai dengan tekanan air. Atau terbuat dari plastik transparan atau fiber. Tergantung biaya yang dimiliki untuk pembangunannya. Di dalam Waterpoint wisatawan bisa langsung melihat ekosistem yang ada di dalam lautan secara natural. Wisatawan akan dimanjakan oleh pemandangan bawah laut yang indah dan cantik. Wisatawan akan melihat beraneka ragam ikan dari berbagai spesies dan terumbu karang. Alangkah bagusnya jika tempat tersebut menyambung ke Pulau Tikus. Sebuah visi yang menarik untuk dikembangkan menjadi nyata.

Di dalam Waterpoint, wisatawan juga disuguhkan aneka hiburan hasil penangkaran, misalnya seperti ikan hiu dan lumba-lumba. Atau aksi akrobatik para penyelam dan pesulap lokal maupun internasional. Tempat tersebut juga dilengkapi restoran atau cafĂ© serta aneka ragam merchandise bertema kelautan. Jika semua itu bisa terwujud, bukan tidak mungkin Waterpoint akan menjadi ikon pariwisata yang bernilai ekonomis tinggi dan dikenal ke mancanegara. Sekarang tinggal political will dari pemerintah untuk fokus pada pembangunan wisata alam dan air yang ada di PP, sambil memoles objek wisata yang lain. Jika malaysia punya motto wisata The Trully Asia dan singapura dengan The New Asia, maka Indonesia yang diwakili oleh Bengkulu menyebut dirinya sebagai…silahkan pemerintah daerah memikirkan nama yang unik dan mudah mengingatnya!

April 23, 2008

SINKRONISASI MORAL MENCEGAH KORUPSI

Masyarakat propinsi Bengkulu ini mayoritas beragama Islam. Islam, dan juga agama lain, melarang para pemeluknya melakukan suap (riswah) dan korupsi. Namun, berita di media massa mengatakan atau menginformasikan banyaknya orang Islam yang melakukan suap dan korupsi. Siapa yang salah, Islam atau pemeluknya?

Dalam tinjauan teologis, orang yang beribadah kepada Tuhan tetapi tetap melakukan tindakan negatif yang dilarang Tuhan adalah pemeluk yang tidak khusyuk atau tidak menghayati ibadah itu (QS.2:45). Sehingga ibadah yang dilakukan hanya sebatas melepaskan kewajiban tanpa mengerti manfaat dan makna dari ibadah tersebut. Mereka tidak memahami bahwa sesungguhnya ibadah itu seharusnya bisa mencegah perbuatan munkar dan keji (QS.29:45).

Sedangkan dalam tinjauan Psikologi Perkembangan ada sebuah istilah yang dikatakan sebagai Pemikiran dan Tindakan Moral. Orang yang mendapat pengetahuan agama dan hanya ntuk memuaskan rasa keingintahuannya tentang benar dan salah sesuatu, tanpa mengaplikasikan nilai-nilai tersebut, disebut sebagai pemikiran moral. Adapun tindakan moral merupakan pengejawantahan dari nilai-nilai yang sudah diketahui (praktek moral).

Mengacu dari bahasan tersebut, apa yang dilakukan oleh pelaku korupsi di propinsi Bengkulu bisa jadi disebabkan oleh temptation (godaan) yang dapat mengalahkan pemikiran moral mereka. Pengetahuan agama yang mereka dapatkan selama ini hanya sebatas tahu dan dipikirkan. Parahnya, pengetahuan agama dan ibadah yang dilakukan hanya ketika berada di rumah ibadah, bukan di lapangan kehidupan dan rutinitas mereka. Mengapa hal itu bisa terjadi?

Banyak hal yang melatarbelakangi mengapa hal itu sampai terjadi. Menurut teori Perkembangan Moral Kohlberg tahap 5 dan 6 (Santrock:1999) mengatakan, hal itu terjadi karena pengaruh dari lingkungan/kebudayaan di mana mereka hidup. Lingkungan yang mengedepankan atau mengutamakan prinsip-prinsip moral dalam hidup, mempunyai probabilitas besar untuk mensinkronkan antara pemikiran dan tindakan moral dalam hidupnya. Sedangkan lingkungan yang jauh dari nilai-nilai moral kecil kemungkinan untuk menerapkan prinsip-prinsip moral dalam hidupnya. Orang-orang dewasa yang mudah sekali dipengaruhi untuk berbuat negatif, menurut teori Kohlberg tadi, adalah seperti anak kecil yang penalaran moralnya berada pada tahap 1 (prakonvensional).

Padahal melakukan kebaikan dan menjauhi keburukan akan mendapatkan reward dari Tuhan. Reward yang diberikan Tuhan tidak ternilai harganya dan tidak sebanding dengan reward yang ada di dunia tempat kita hidup. Hukum reward dan funishment Tuhan lebih hebat dari yang diberikan manusia, dan hukum tersebut kekal, sedangkan hukum manusia temporer.

Seorang “Guru” pernah mengatakan, orang yang cerdas adalah orang yang menyiapkan bekal sebanyak mungkin bagi kehidupan setelah mati. Sedangkan orang bodoh adalah orang yang menyiapkan bekal sebanyak mungkin, namun setelah terkumpul banyak ditinggalkan begitu saja dan tidak bisa memberikan dampak positif bagi kehidupan akhirat nanti. Artinya, orang bodoh tidak tahu setelah hidup di dunia ada lagi kehidupan lain yang juga membutuhkan “sandang”, “pangan”, dan “papan” agar tidak melarat di sana.

Orang yang bodoh merupakan makhluk Tuhan yang paling goblok dan tidak mengimani hari akhir. Orang bodoh sebenarnya tahu bahwa setelah hidup di dunia akan ada hidup di akhirat. Mereka sangat tahu hal itu. Masalahnya mereka tidak melakukan apapun untuk menyongsong kehidupan tersebut. Orang seperti ini sudah sangat mencintai kehidupan di dunia melebihi akhirat dan pertemuan dengan Tuhannya. Mereka ingin segera menikmati surga ini secepatnya dan melupakan hukum atau teori investasi. Untuk menerapkan teori investasi ini membutuhkan kesabaran.

Sebagai contoh saja, Warren Buffet, orang kaya nomor satu sejagat saat ini (mengalahkan Bill Gates) adalah seorang investor yang sabar. Investor yang tidak terlalu peduli terhadap aspek technical analysis pasar bursa terhadap suatu perusahaan. Buffet bukan tipe investor Hit and Run Investor atau yang gampang jual-beli saham dalam waktu singkat. Beli pada saat terendah dan jual pada saat harga tertinggi. Buffet adalah investor yang memiliki kesabaran tingkat tinggi dan menginvestasikan uangnya untuk sebuah perusahaan yang memiliki fundamental yang kokoh dalam berbisnis. Hasil kesabaran selama ini telah berbuah dan menggeser posisi Bill Gates sebagai orang terkaya di dunia.

Pertanyaannya adalah apakah Buffet orang yang cerdas? Untuk kacamata awam mungkin betul dan ia memiliki kecerdasan emosional yang baik, terbukti dari kesabaran yang dipraktekkannya. Namun, “Guru” akan mengatakan bahwa Buffet tidak cerdas. Ketidakcerdasan Buffet karena uang yang ia miliki tidak mampu memberikan kebahagiaan yang sesungguhnya setelah mati nanti. Anda setuju atau tidak? Itu kembali dari cara anda menilai berdasarkan pengetahuan agama/religius yang anda miliki. Anda berhak dan bebas memberikan pendapat terhadap tulisan tersebut.

Dari awal dan menjelang akhir tulisan ini, ada dua kata kunci yang harus dipahami oleh pembaca. Pertama adalah perlunya sinkronisasi antara pemikiran moral dan tindakan moral. Kedua, mengimani hari akhir secara benar. Jika seseorang benar dalam mengimani hari akhir, otomatis antara pengetahuan/pemikiran dan tindakan moral akan seiring-sejalan dan saling mendukung. Jika semua hal itu dapat dilakukan, semakin sedikit orang yang melakukan korupsi dan suap. Terus, masyarakat akan menikmati kesejahteraan secara kolektif. Mungkin seperti itulah logika yang berpendaran di benak penulis.