April 30, 2008

URGENSI WAKTU BAGI SEORANG MUSLIM

Demi waktu. Sesungguhnya manusia itu benar-benar mengalami kerugian. Kecuali orang-orang yang beriman dan melakukan perbuatan baik. Yang selalu nasehat-menasehati tentang kebenaran dan kesabaran. Inilah firman Allah SWT yang bermakna tentang urgensi waktu. Waktu sangat berharga karena waktu tidak bisa dicari lagi dan selalu meninggalkan kita. Namun, jika uang yang hilang masih bisa dicari. Jabatan jika hilang masih bisa didapatkan lagi. Begitupun rumah mewah, kendaraan bermotor yang “wah”, maupun anak-anak kita sekalipun. Waktu harganya tidak dapat diukur dengan uang maupun perhiasan yang banyak. Waktu adalah nikmat dari Allah SWT yang harus dirawat, dipelihara, dijaga, dan dimanfaatkan sebaik-baiknya untuk kemaslahatan individu, keluarga, masyarakat, bangsa, dan agama. Waktu harus dimanfaatkan untuk mengerjakan sesuatu yang bernilai baik sebagai bekal kebahagian di dunia dan di akhirat.

Agar waktu dapat dimanfaatkan dengan hal-hal yang positif, perlu sebuah rencana dan tujuan yang jelas. Siapa yang gagal membuat sebuah rencana, berarti ia telah merencanakan sebuah kegagalan. Waktu seperti pedang yang sangat tajam, apabila tidak digunakan sebaik-baiknya dan seoptimal mungkin, ia akan menebas atau melukai si pemilik pedang tersebut. Maka berhati-hatilah dengan waktu yang kita miliki.

Setiap orang memiliki waktu yang sama yaitu 24 jam sehari semalam dan tidak lebih tidak kurang, negara maju maupun berkembang, orang miskin ataupun kaya, pejabat atau pegawai biasa, Rasulullah dengan sahabatnya, Amerika Serikat dengan Indonesia, semua memiliki porsi waktu yang sama tanpa diskriminasi sedikitpun. Jika ada orang yang sukses dalam hidupnya maka orang tersebut telah berhasil memahami urgensi waktunya. Mereka sukses dan kita pun bisa juga sukses. Ada juga orang yang menghabiskan waktunya untuk hal-hal yang tidak memberi manfaat baginya, seperti ngeceng di Mal atau pusat-pusat perbelanjaan, ngumpul bareng dengan teman-teman dan biasanya terbersit untuk melakukan perbuatan iseng, nonton TV dan mendengar radio. Di antara sekian banyak kegiatan di atas bila dilakukan terus-menerus dan melampaui batas dari kebutuhan, jadinya tidak memberikan manfaat banyak bagi masa depan. Hendaknya dilakukan di kala memang dibutuhkan ketika kondisi pribadi sedang suntuk, bosan dan penat sehabis bekerja atau sekolah.

Orang yang memahami urgensi waktu tentu tidak akan menyia-nyiakan waktunya untuk hal-hal yang tidak berguna. Orang yang memahami arti penting waktu bagi kehidupannya akan merencanakan dan melakukan sesuatu yang terbaik untuk mengisi waktunya. Apapun akan dilakukan sesuai rencana dan tidak mau membuang waktu percuma untuk suatu kegiatan yang tidak ada artinya. Alangkah baiknya jika sebelum melakukan kegiatan atau memutuskan sesuatu, tanyalah dulu kepada diri sendiri, “apa manfaatnya bagiku (AMBAK)!” setiap orang memiliki jawaban yang berbeda untuk menjawab pertanyaan tersebut. Sesuai dengan tujuan hidupnya masing-masing.

Namun ada satu tujuan yang persis sama setiap orang yaitu kembali kepada Pencipta atau Tuhan Yang Maha Esa, karena Dia-lah yang berhak untuk mengambil kepunyaan-Nya. Kita adalah milik-Nya yang harus kembali ke dunia ahirat yang kekal abadi, surga atau neraka!
Setiap yang berjiwa pasti akan merasakan maut. Untuk itu setiap jiwa harus memanfaatkan waktu yang dimilikinya untuk melakukan amal saleh sebanyak-banyaknya dan seoptimal mungkin. Ini adalah rencana jangka panjang yang membutuhkan bekal yang ready to use. Namun kita tidak pernah tahu kapan dan dimana jiwa ini akan diambil oleh Allah SWT.
Waktu adalah sebuah misteri yang menyimpan banyak ilmu bagi siapa saja yang ingin memanfaatkannya. Beruntunglah bagi orang-orang yang menemukan urgensi waktu bagi kehidupannya. Merugilah bagi orang-orang yang tidak menyadari urgensi waktu bagi kehidupannya. Waktu bisa mengantarkan seseoran ke jenjang kesuksesan dan waktu juga bisa menjerumuskan seseorang pada kehancuran. Waktu bisa menjadi partner yang menguntungkan tetapi dapat juga menjadi mitra yang berbahaya.
Waktu di tangan orang beriman dan bertakwa menjadi sesuatu yang sangat berharga atau tak dapat dinilai harganya. Namun, waktu akan menjadi sampah bagi orang yang jauh dari nilai-nilai ketuhanan. KH Abdullah Gymnastiar, yang akrab dipanggil Aa Gym, mengibaratkan waktu bagaikan piring mahal yang jangan diisi dengan sampah melainkan harus dituangkan makanan yang baik. Itulah arti waktu bagi orang sekaliber Aa Gym.
Semakin bertambah umur maka semakin dekat kita dengan waktu. Dan ingat, maut itu sebuah misteri ilahi yang tidak pernah kita tahu kapan dan di mana terjadinya. Rasulullah saja tidak tahu, apalagi kita sebagai umatnya.

Ingatlah sebuah dialog antara Khalifah Umar bin Abdul Aziz dengan anaknya, Abdul Malik. Suatu ketika Khalifah pulang ke rumah untuk istirahat setelah semalam suntuk menjaga ayahnya yang sedang sakit-sakitan. Sewaktu Khalifah berada di tempat tidur, datanglah anaknya bertanya kepadanya, “Wahai Amirul Mukmin, gerangan apakah yang menyebabkan engkau bersantai-santai di tempat tidur?” kemudian Khalifah menjawab, “aku ingin sejenak melepaskan kelelahan setelah menemani kakekmu yang sedang sakit-sakitan di rumahnya.” Lalu anaknya bertanya lagi, “Apakah engkau tega membiarkan rakyatmu yang sedang kesusahan dan menunggu pertolongan darimu saat ini?” Khalifah kembali menjawab, “Aku akan menolong mereka setelah setelah sholat Dhuhur.” Abdul Malik pun kembali bertanya kepada ayahanda yang dicintainya, “Siapakah yang menjamin engkau bisa hidup sampai waktu Dhuhur, wahai Amirul Mukminin?” Seketika itu juga Khalifah langsung bangun dari tempat tidurnya dan segera membantu rakyatnya. Saat itu juga Khalifah langsung menuju ke gudang gandum untuk mengambil beberapa karung dan dibagikan untuk rakyatnya yang sedang kelaparan.
Inilah sebuah kisah nyata tentang urgensi waktu bagi seorang Khalifah Umar bin Abdul Aziz. Dia adalah pemimpin Islam yang mampu mengentaskan kemiskinan di masa pemerintahannya. Sampai-sampai pada saat itu tidak ada lagi orang yang membutuhkan sedekah dari Departemen Keuangan (Baitul Maal).

Di dalam buku Kiat Praktis Manajemen Waktu, Aa Gym mengutip ucapan Imam Syafii tentang waktu yaitu, “Cukup dengan surat al-Ashr, al-Qur’an sudah terwakili.” Hal ini menunjukkan firman Allah SWT dalam surat tersebut, yang mencerminkan betapa demikian pentingnya waktu dalam pandangan Allah SWT. Pendapat seorang Imam Mazhab tersebut menjadi dalil kuat urgensi waktu kaitannya dengan aspek-aspek ritual keagamaan seperti sholat lima waktu yang sudah terjadwal waktunya dan bernilai tinggi bila dikerjakan tepat waktu. Pengerjaan sholat wajib lima waktu tepat pada masanya adalah amalan yang disukai Allah SWT, sebagaimana yang disampaikan Aa Gym dalam buku tersebut.

Maka dari itu, waktu yang kita miliki harus dijaga dan diisi dengan hal-hal yang bermanfaat dengan membuat rencana harian, bulanan, dan jangka panjang agar rencana tersebut menjadi arahan atau kompas bagi kita supaya tidak tersesat. Supaya kita punya arah atau tujuan dalam hidup ini. Sibuk dalam bekerja juga harus bertujuan bukan sebaliknya. Jangan sampai kita menghabiskan waktu untuk hal-hal yang tiada artinya bagi hidup kita yang sangat singkat. Ingat, satu hari di akhirat sama dengan seribu hari di dunia. Sekaranglah saatnya kita menghargai waktu dan jangan pernah menunda-nunda suatu pekerjaan.

No comments: