June 08, 2008

VISIONER

Contoh sederhana yang dapat dipraktekan dari definisi tersebut adalah visi Bill Gates tentang bisnis komputernya yaitu, ”Sebuah komputer di atas meja kerja disetiap rumah menjalankan perangkat Microsoft.” Hal itu menyebabkan Bill Gates menjadi orang terkaya di dunia (di tahun 2008, posisi Bill Gates berada pada urutuan nomor 3 sebagai orang terkaya di dunia).

Visi menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah kemampuan untuk melihat pada inti persoalan, pandangan, wawasan, apa yang tampak dikhayal, penglihatan, pengamatan. Sedangkan visioner adalah orang yang memiliki khayalan atau wawasan ke depan.
Menurut Sedyawati (1999:16) visi adalah sikap dan perilaku yang memandang sesuatu untuk jangka panjang. Apa pun tindakan yang dilakukan, akibatnya tidak hanya untuk hari ini, tetapi untuk hari esok yang lebih baik.
Ini diwujudkan dalam perilaku yang selalu mempertimbangkan buruk-baiknya suatu tindakan untuk jangka panjang. Perilaku ini diwujudkan dalam hubungan dengan diri sendiri dan masyarakat atau bangsa.
Menurut Tony Buzan (Suyanto:31) di dalam buku The Power of Spiritual Intelegence, visi didefinisikan sebagai kemampuan berpikir atau merencanakan masa depan dengan bijak dan imanjinatif dan menggunakan gambaran mental tentang situasi yang dapat dan mungkin terjadi di masa mendatang. Contoh sederhana yang dapat dipraktekan dari definisi tersebut adalah visi Bill Gates tentang bisnis komputernya yaitu, ”Sebuah komputer di atas meja kerja disetiap rumah menjalankan perangkat Microsoft.” Hal itu menyebabkan Bill Gates menjadi orang terkaya di dunia (di tahun 2008, posisi Bill Gates berada pada urutuan nomor 3 sebagai orang terkaya di dunia).
Definisi lain disampaikan Andrias Harefa (2000:169) adalah, ”...suatu ketidakpuasan yang mendalam mengenai realitas faktual masa kini yang dibarengi dengan suatu pandangan yang amat tajam mengenai kemungkinan menciptakan (perubahan) realitas baru di masa depan, yang secara mendasar lebih baik.
Andrias juga menambahkan pada halaman 178 dalam bukunya bahwa, manusia visioner adalah orang-orang yang (1) memiliki rasa tidak puas melihat status quo dan kemapanan yang ada, dan (2) mampu melihat ide atau impian tentang masa depan yang lebih baik atau sempurna/manusiawi dan lebih diperkenankan atau diridhoi oleh Tuhan, sebagai sebuah kenyataan, serta (3) memiliki minat dan perhatian yang amat besar terhadap potensi manusia sebagai spiritual being, moral being, makhluk hukum, makhluk sosial-emosional dan makhluk ekonomi-politik yang mengejar kesempurnaan sebagai ciptaan Tuhan.
Sedangkan Ary Ginanjar Agustian (2006:265), penggagas dan penulis buku ESQ Islami, berpendapat bahwa visi adalah tujuan akhir yang diimpikan setiap anak manusia yang memiliki pemahaman spiritual yang baik. Menurutnya, ”Syahadat adalah membangun visi menuju Tuhan Yang Maha Tinggi yang dicontohkan melalui Muhammad SAW sebagai seorang manusia biasa yang pernah hidup di permukaan bumi sebagai uswatun hasanah dunia dan akhirat. Pendapat Ary ini secara mendasar sama dengan definisi lain, tetapi lebih condong pada aspek spiritual.
Roger Dawson (dalam Ary,2006:265) berpendapat bahwa para “penampil kekuatan” mengetahui bahwa untuk mengubah kehidupan mereka, maka pertama-tama merekalah yang harus berubah terlebih dulu. Mereka harus mengembangkan sikap hidup positif, menentukan tujuan yang akan mengarahkan hidup mereka secara lebih baik, dan mereka harus menguatkan keyakinan dalam diri mereka sendiri bahwa mereka akan berhasil.
Contoh yang menarik dari pendapat Roger ini telah dicontohkan oleh Fred Smith, CEO dan Founder FedEx, yang mengatakan,” Saya hanya punya visi atas apa yang ingin saya lakukan. Maksud saya, saya merasa bahwa apa yang kami coba lakukan akan merevolusi cara bisnis dioperasikan.” Dan ini sesuai juga dengan uraian Andrias Harefa mengenai visi itu sendiri.
Menurut Ary (2006:165) penetapan misi “Dua Kalimat Syahadat” adalah suatu langkah pertama yang telah terbukti kebenarannya secara ilmiah dan secara langsung atau tidak langsung telah didukung oleh para ilmuwan, karena langkah ini merupakan pembangunan wawasan dan persepsi tentang tujuan akhir (visi).
Visi ini ditanamkan dalam diri para remaja agar mereka memahami tujuan akhir hidup mereka. Ada tiga cara yang dapat dilakukan untuk membuat visi para remaja itu tampak realistis. Pertama, Ciptakan visi anda. Remaja sudah mempunyai gambaran yang jelas mengenai tujuan akhirnya dan dapat divisualisasikan dengan sangat jelas dan terang, seperti yang dilakukan para atlet dunia atau peraih medali olimpiade. Para atlet dunia tersebut sebelum melakukan aksi yang sesungguhnya, mereka akan melakukan visualisasi mengenai tujuan yang ingin mereka capai.
Kedua, ciptakan identitas diri anda dalam hubungan dengan visi anda. Tahap ini mengharuskan remaja untuk menentukan atau menciptakan identitas diri yang sesuai dengan visi tersebut.
Ketiga, komitmen pada visi anda. Ini sangat penting sekali dari tahapan-tahapan membuat visi menjadi realistis. Tanpa komitmen yang kuat sangat mungkin sekali visi yang telah diciptakan tidak dapat dicapai atau diwujudkan
Setelah mereka mengetahui tujuan akhir tersebut, semua aktivitas dan perilaku mereka dilakukan secara benar dan bermanfaat atau tidak sia-sia. Mereka lebih menghargai waktu yang telah diberikan dengan menggunakannya dalam aktivitas yang memberikan banyak manfaat.
Visi merupakan gambaran yang perlu dilakukan oleh remaja untuk mencapai kesuksesan dalam hidupnya. Dr. Charles Garfield (dalam Ary,2006:263), salah seorang peneliti Barat yang telah mengadakan penelitian ekstensif tentang orang-orang berprestasi puncak, baik dalam olahraga maupun bisnis.
Awalnya doktor tersebut terpesona dengan prestasi puncak di program NASA saat mengamati para astronot yang sedang melatih diri di bumi (secara berulang-ulang) dalam ruang simulasi sebelum keberangkatan ke angkasa luar
Lalu ia mempelajari karakteristik orang-orang yang berada dalam prestasi puncak. Salah satu hasil utama penelitianya adalah: Hampir setiap atlet kelas dunia dan orang-orang berprestasi adalah mereka yang selalu melakukan visualisasi. Mereka berusaha untuk melihat, merasakan, serta mengalami, sebelum mereka benar-benar melakukannya. Mereka inilah orang-orang yang memulai hidup dengan tujuan akhir dibenaknya.
Inilah pentingnya melakukan visualisasi dalam hidup agar meraih sukses sejati dalam hidup.


No comments: