June 05, 2008

FPI VERSUS AKKBB

BY BELUM DIEDIT SEPENUHNYA
Menurut hemat saya, acara tabligh akbar yang dilakukan oleh AKKBB itu illegal. Hal ini berdasarkan pernyataan Kapolres Jakarta Pusat yang mengatakan kegiatan tersebut tidak mempunyai izin dari pihak kepolisian. Kapolres sendiri menambahkan, pihak kepolisian sudah mengingatkan mereka untuk tidak mengadakan acara di Monas. Pelarangan ini disebabkan adanya acara lain yang diadakan oleh ORMAS LAIN. Pelarangan ini dilakukan untuk menghindari bentrok antar mereka.

Saya ingin mengomentari kasus yang sedang booming saat ini. Kasus penyerangan FPI atau Front Pembela Islam versus AKKBB yang merupakan kumpulan orang-orang yang mendukung ahmadiyah. Berita mengenai kasus ini marak diberitakan oleh media massa cetak dan elektronik. Berita ini pun mendapatkan respon yang beragam dari para pembaca dan penonton. Ada yang menyatakan tidak setuju dan mengutuk tindakan yang dilakukan oleh FPI. Ada juga yang menolak FPI disalahkan dalam kasus ini, karena yang dilakukan oleh FPI merupakan akumulasi kekecewaan mereka terhadap ketidaktegasan pemerintah untuk mengeluarkan SKB atau Surat Keputusan Bersama untuk melarang kehadiran Jamaah Ahmadiyah di Indonesia.

Tetapi saya pribadi mempunyai pendapat sendiri dalam menyikap kasus tersebut. Namun saya ingin menganalisis kasus ini secara objektif dan berusaha untuk tidak memihak kepada siapapun.

Menurut hemat saya, acara tabligh akbar yang dilakukan oleh AKKBB itu illegal. Hal ini berdasarkan pernyataan Kapolres Jakarta Pusat yang mengatakan kegiatan tersebut tidak mempunyai izin dari pihak kepolisian. Kapolres sendiri menambahkan, pihak kepolisian sudah mengingatkan mereka untuk tidak mengadakan acara di Monas. Pelarangan ini disebabkan adanya acara lain yang diadakan oleh ORMAS LAIN. Pelarangan ini dilakukan untuk menghindari bentrok antar mereka.

Namun pelarangan tersebut tidak digubris oleh mereka. AKKBB tetap saja melakukan tabligh akbar berdekatan dengan ormas lain yang juga melakukan hal yang serupa. Melihat fakta ini, menunjukkan AKKBB sengaja memancing di air keruh untuk memecah belah umat islam. Apa yang telah diprediksikan oleh kapolres, benar-benar terjadi. Akhirnya bentrokan tidak dapat dihindari lagi dan banyak sekali memakan korban dari pihak AKKBB. Hal ini tentu saja merugikan pihak AKKBB khususnya para peserta tabligh akbar yang hanya sekadar ikut-ikutan dan tidak memahami substansi permasalahan yang sebenarnya terjadi.

Setelah terjadi bentrokan, kasus ini langsung menjadi headlines di media massa dan terus mendapatkan sorotan dari masyarakat luas. Seolah tidak mau kalah, gus dur pun ikut merespon kejadian tersebut dengan cara yang kasar (gaya khas gus dur yang kita lihat sejak dulu). Namun sangat disayangkan, komentar yang dikeluarkan gus dur bukan membuat suasana pertikaian menjadi redam. Justru yang terjadi adalah semakin memperkeruh suasana dan membuat benang kusut yang semakin sulit untuk diuraikan untuk mencari benang merah dari masalah tersebut.

Adanya aksi balasan dari GP Anshor dan Garda Bangsa (underbow-nya Gus Dur) terhadap cabang-cabang FPI, mengindikasikan betapa lemahnya akal sehat umat islam. Umat islam mudah sekali diadu domba oleh pihak lain. Miris hati kita melihat sesama saudara saling serang sedangkan pihak lain sangat senang tanpa mesti ikut campur. Cobalah untuk berpikir, apakah perlu kita bentrok untuk masalah JAMAAH AHMADIYAH yang jelas-jelas sesat dan menyesatkan? Para ulama telah sepakat bahwa AHMADIYAH itu ALIRAN SESAT. Mengapa justru umat islam saling serang?!

Beberapa kali melihat pemberitaan tentang kasus itu, saya mengindikasikan ada sebuah kekuatan terselubung yang mendesain acara AKKBB untuk mengadu domba umat islam. Bukankah FPI dan AKKBB itu umat ISLAM? Saya minta anda tidak memvonis ini hanyalah sebuah prasangka atau kecurigaan. Cobalah untuk memperhatikan lebih dalam, mengapa media massa begitu getol memberitakan kasus tersebut seolah-olah menyudutkan FPI sebagai tertuduh dan bersalah. Mengapa kasus ini mendapatkan respon dari DPR RI dan SIAPA yang duluan melakukan interupsi tentang kasus tersebut. Siapakah DIA yang bersuara mengutuk kasus tersebut???

Menurut hemat saya, pemberitaan tentang FPI akhir-akhir ini sudah tidak proporsional alias tidak seimbang lagi. Opini publik saat ini digiring untuk menyimpulkan: FPI HARUS DIBUBARKAN! Opini tersebut sangat kentara sekali jika kita terus mengikuti pemberitaannya. Terus, pemberitaannya sudah tidak mengarah pada kasus yang sesungguhnya, malah melebar kemana-mana untuk menembak KREDIBILITAS PRESIDEN SBY sendiri. Lawan-lawan politik SBY menemukan moment yang tepat untuk terus membunuh karakter SBY. Citra SBY terus-menerus digembosi oleh rival politiknya. Namun apakah SBY menyadari atau tidak hal itu, saya tidak tahu.

Namun, berita terakhir sebanyak 59 anggota FPI (RB 5 JUNI 2008) dan Rizieq Shihab ditahan oleh pihak kepolisian. Tindakan penahanan terhadap anggota FPI ini dilatarbelakangi oleh komentar SBY sendiri bahwa pihak yang berwenang harus menindak tegas pelaku tindak kekerasan. Itu artinya SBY terpancing oleh umpan rival politiknya.

Saya (dan mungkin anda sendiri) berharap semoga kasus ini dapat diselesaikan dengan baik tanpa menimbulkan kasus baru di kemudian hari. Pemerintah dan aparat hukum hendaknya bekerja netral dan tidak terpengaruh oleh opini publik yang diciptakan oleh media massa. Keadilan harus ditegakkan dan bukan hanya FPI yang ditahan, melainkan AKTOR-AKTOR INTELEKTUAL dan yang mendukung AKKBB juga harus ditahan karena tidak mengantongi izin acara dari kepolisian dan keras kepala sekaligus sengaja memancing bentrokan tersebut. Sekali lagi, aparat hukum dan pemerintahan SBY kembali diuji untuk menaikkan citranya sebagai seorang calon presiden 2009.


No comments: