May 23, 2008

TUKANG PARKIR

Siapa yang tidak kenal tukang parkir? Seseorang yang selalu mangkal di pinggir jalan yang penuh dengan kendaraan, kantor, dan toko. Tukan parkir bertugas memandu dan menertibkan kendaran bermotor yang mau berhenti di pinggir jalan agar tidak mengganggu jalan raya yang penuh dengan kendaran bermotor lain yang lalu-lalang. Tulisan ini dibuat untuk mengambil pelajaran dari tingkah laku tukang parkir.

Ada satu hal yang paling saya benci dengan perilaku atau sikap dari tukang parkir yaitu, pelayanan. Setiap kali kita ingin pergi dari tempat parkir, tukang parkir segera datang untuk menarik uang parkir. Namun yang paling menjengkelkan adalah ketika uang sudah diberikan, tukang parkirnya langsung pergi tanpa mengucapkan terima kasih. Kendaraan kita pun belum bisa pergi, tiba-tiba tukang parkir langsung ngeloyor pergi menuju kendaraan lain. Padahal motor atau mobil kita belum berada pada posisi “take-off”. Wajar jika timbul komentar, “ah, dasar tukang parkir, maunya uang saja!”



Siapa yang tidak kenal tukang parkir? Seseorang yang selalu mangkal di pinggir jalan yang penuh dengan kendaraan, kantor, dan toko. Tukan parkir bertugas memandu dan menertibkan kendaran bermotor yang mau berhenti di pinggir jalan agar tidak mengganggu jalan raya yang penuh dengan kendaran bermotor lain yang lalu-lalang. Tulisan ini dibuat untuk mengambil pelajaran dari tingkah laku tukang parkir.

Ada satu hal yang paling saya benci dengan perilaku atau sikap dari tukang parkir yaitu, pelayanan. Setiap kali kita ingin pergi dari tempat parkir, tukang parkir segera datang untuk menarik uang parkir. Namun yang paling menjengkelkan adalah ketika uang sudah diberikan, tukang parkirnya langsung pergi tanpa mengucapkan terima kasih. Kendaraan kita pun belum bisa pergi, tiba-tiba tukang parkir langsung ngeloyor pergi menuju kendaraan lain. Padahal motor atau mobil kita belum berada pada posisi “take-off”. Wajar jika timbul komentar, “ah, dasar tukang parkir, maunya uang saja!”

Pernahkah kita melakukan suatu tindakan atau perilaku seperti tukang parkir tadi? Jika ada maka segeralah berubah, jika tidak alamat rugi akan menantikan kita. Hal ini berlaku untuk pemilik usaha jasa maupun barang dalam melayani seorang pembeli atau mitra bisnis kita. Perilaku yang diperlihatkan oleh tukang parkir sangat berbahaya jika diterapkan pelaku usaha dan para pegawainya. Pelaku usaha jangan pernah menyepelkan masalah ini, karena pelayanan adalah faktor penting yang membuat pelanggan tertarik atau tidak untuk membeli sesuatu. Pelayanan sama dengan memposisikan pelanggan sebagai orang istimewa karena memiliki uang. Selain itu, pelanggan yang menerima pelayanan yang baik akan menjadi sarana promosi gratis bagi kita, ketika ia menyarankan orang lain untuk berbelanja kepada kita.

Pembahasan tentang pelayanan ini dalal dunia usaha bukanlah barang baru. Ia selalu menjadi bahan kajian semua perusahaan dan dicoba untuk selalu dipraktekan dalam dunia usaha. Permasalahanya adalah seringkali pelayanan yang dilakukan pegawai tidak timbul dari hati, justru merupakan kewajiban yang membebani pegawai, sehingga pelayanan yang diberikan kepada pelanggan tampak dipaksakan. Inilah yang akan menjadi bahasan kita.

Pelayanan yang muncul dari hati akan memberikan efek positif yang luar biasa bagi semua pihak. Pelanggan yang merasakan pelayanan dari hati ini akan merasa ia benar-benar dilayani dan terpaksa. Hal ini dirasakan tanpa perlu penjelasan ilmiah. Pelanggan merasa dirinya dilayani bukan karena ia memiliki uang yang banyak atau orang miskin yang perlu dikasihani. Pelanggan dilayani adalah sebuah keniscayaan hubungan antar manusia yang lebih hakiki.

Tentunya pelayanan dari hati tidak timbul begitu saja tanpa sebab. Ia membutuhkan pelatihan terus menerus dengan mengasa kepekaan jiwa melalui aspek spiritual. Pelayanan dari hati ini berkaitan erat dengan pemahaman seseorang terhadap aspek spiritual yang dimilikinya. Seseorang yang memahami dirinya sebagai makhluk ekonomi, maka dia berusaha untuk mengekploitasi sumber-sumber ekonomi yang ada. Sedang seseorang yang memahami dirinya sebagai produk ilahi, maka dia berusaha untuk menjadikan hidupnya penuh dengan kebijaksanaan dan kejujuran. Manusia dianggap sebagai pribadi yang sempurna dan perlu dihargai dan dihormati oleh sesama.

Pelatihan untuk kepekaan jiwa ini dimulai dari pembiasaan untuk menjalani nilai-nilai spiritual yang terdapat dalam agama. Agama dilahirkan bukan untuk menghancurkan, membunuh, berperang, tetapi untuk menjadi petunjuk bagi manusia agar bisa membedakan mana yang benar dan mana yang salah. Hukum manusia tidak dapat mengalahkan hukum tuhan. Hukum manusia dibuat untuk mengatur hubungan antar mereka saja, namun lebih banyak dilanggar dibandingkan ditaati. Sedangkan hukum ilahi sangat luas jangkauannya. Hukum Allah bersifat absolut dan nyata, kecuali yang masih mutasyabihat. Untuk hal mutasyabihat kita diwajibkan untuk mengimaninya saja.


No comments: