May 28, 2008

MASIH TENTANG BENSIN

celetukan bapak tersebut membuat kita tersadar, betapa masih banyak saudra kita yang bermental bobrok. Mental seperti apa? Mental suka melihat orang susah atau bersenang-senang di atas penderitaan orang lain. Coba kita renungkan, BBM naik saja masih banyak yang menimbung untuk mengeruk keuntungan besar. Bagaimana seandainya BBM tidak jadi dinaikkan. Dimanakah hari nurani mereka yang melihat saudara-saudaranya yang berjejer panjang di tengah terik matahari, hanya untuk mendapatkan bensin 2-10 liter?



Seorang bapak, kira2 berumur 30-an tahun nyeletuk “saya setuju BBM (bahan bakar minyak) naik, tetapi harus selalu ready stock atau saya tidak perlu antri untuk membelinya. Loh sekarang ini uangnya ada untuk membeli bensin, tetapi barangnya tidak ada!”
celetukan bapak tersebut membuat kita tersadar, betapa masih banyak saudra kita yang bermental bobrok. Mental seperti apa? Mental suka melihat orang susah atau bersenang-senang di atas penderitaan orang lain. Coba kita renungkan, BBM naik saja masih banyak yang menimbung untuk mengeruk keuntungan besar. Bagaimana seandainya BBM tidak jadi dinaikkan. Dimanakah hari nurani mereka yang melihat saudara-saudaranya yang berjejer panjang di tengah terik matahari, hanya untuk mendapatkan bensin 2-10 liter?
Pemandangan seperti mobil yang ditinggal pemiliknya, sudah menjadi tontonan biasa. Pemandangan biasa tesebut dapat kita lihat di kota curup-kabupaten rejang lebong-propinsi bengkulu. Waktu terus berjalan dan berapa banyak waktu yang telah tersia-siakan hanya antri membeli BBM. Jelas hal tersebut tidak produktif bagi bangsa ini.
Untuk mengatasi kondisi tersebut, saya mempunyai usulan untuk pertamina. Saya mengusulkan agar pertamina (dalam hal ini SPBU) tidak menjual BBM untuk eceran dan menutup semua celah bagi penjualan eceran, apapun alasannya! Usul ini juga harus diimbangi dengan membuat depot atau sub-SPBU dengan modal yang terjangkau untu bisniskan. Namun pertamina tetap meregistrasi dan memperketat izin pendiriannya. Ini perlu dilakukan agar pendirian depot dan sub-SPBU tepat tujuan.
Pertamina juga harus membuat jaringan online antar SPBU. Jar-on ini dibuat untuk mencegah pengisian BBM secara abnormal dengan mengisi tangki mobil angkot dan pribadi secara berulang-ulang. Penggunaan jar-on dapat melacak plat nomor mobil, data digital akan memberikan sinyal code red, dan ini terhubung langsung dengan pihak kepolisian dalam satu jaringan.

Ini semua adalah usulan pribadi. Layak atau tidak usulan ini masih banyak yang perlu diperdebatkan. Untuk itu, kawan-kawan pembaca bisa membuat tanggapan atau tulisan yang lebih bagus untuk mengatasi kelangkaan dan kenaikan BBM serta antisipasinYA

No comments: