Yang bisa bertanya seperti itu, benar-benar tidak sopan,” komentar dosen tadi dengan mimik wajah tersinggung. Sedangkan dosen yang satunya lagi juga mengatakan hal yang serupa, “memang bu, saya juga sering menerima SMS dari mahasiswa yang bernada kurang sopan.”
Sungguh percakapan dua orang dosen tadi membuat saya tergugah dan berpikir ulang. Saya sendiri sempat kebingungan jika harus mengirimkan SMS untuk dosen. Setiap kali ingin mengirimkan SMS, saya selalu khawatir kalau-kalau SMS saya tidak dibalas dan atau dianggap tidak sopan. Kadangkala saya bingung untuk menyusun kata demi kata yang tepat untuk mengirim SMS. Maksud kita ingin mengirmkan SMS yang sopan tapi dianggap kurang sopan oleh dosen. Saya seringkali bertanya-tanya, bagaimanakah menulis SMS yang sopan terhadap dosen atau juga guru (bagi pelajar)?
Kita tidak mengkin menolak kemajuan TIK (Teknologi Informasi dan Komunikasi) saat ini. Apalagi teknologi SMS terjangkau buat mahasiswa dan efektif untuk tujuan tertentu. Untuk menemui seorang dosen gampang-gampang sulit. Ada dosen yang punya jadwal rutin dan sering berada di tempat. Tapi banyak juga dosen yang tidak ada di tempat dan jarang hadir di kampus. Untuk yang terakhir inilah banyak mahasiswa menghubungi dosen lewat SMS, efektif dan efisien bukan? Apakah untuk sekadar bimbingan kuliah dan skripsi maupun sekadar silaturahim.
Ada juga dosen yang sudah dihubungi tapi tidak ada jawaban hingga terakhir kali. Dan ada juga dosen yang bisa dihubungi dan telah membuat janji, namun ia mangkir dari janjinya sendiri. Hal inilah yang menjadi sebuah ironi sebagai seorang pendidik. Bagaimana seorang mahasiswa bisa dipercaya jika dosennya saja tidak bisa menepati janji.
SMS sudah menjadi media komunikasi yang familiar dari semua umur, tingkat sosial, agama, dan sebagainya. SMS merupakan komunikasi yang cepat, murah, danmudah. Sehingga siapapun dapat menggunakan bahasa SMS dari golongan usia yang berbeda-beda. Baik berpendidikan rendah maupun tinggi, semua bisa menggunakan SMS. Namun bahasa SMS yang paling canggih adalah SMS yang dibuat oleh kalangan remaja termasuk pelajar dan mahasiswa.
Sepertinya bahasa SMS harus distandarkan pemakaiannya katakanlah seperti penggunaan Bahasa Indonesia yang baik dan benar serta sesuai ejaan yang disempurnakan. Atau seperti peraturan dasar mengenai berbahasa dalam SMS. Yang jelas isi SMS sesama remaja beda donk dengan guru atau dosen. Niat baik bisa salah arti loh jika SMS yang dibaca tidak dapat dimengerti. Yang terjadi justru salah paham. Jika salah paham bisa terjadi keributan. Namun sampai saat tulisan ini dibuat, penulis belum pernah mendengar atau membaca berita ada “kecelakaan” akibat SMS.
Kalau SMS ngaco dan penipuan, itu mah sudah sering dan telah banyak korban yang kehilangan hartanya. Saya juga heran, koq bisa-bisanya ada orang tertipu puluhan sampai ratusan juta rupiah karena undian berhadiah yang dikirim via SMS. Lain kali kalau ada SMS tentang undian, mbok yach ditanyai dulu dengan produsen atau operator GSM. Jangan main terabas saja kayak jalan tol. Orang punya otak koq gak digunakan. Jadi selam ini otak itu digunakan untuk apa?!
Kembali ke cerita semula. Ber-SMS dengan orang tua, guru, dan dosen memang perlu menggunakan kata-kata yang sopan dan santun serta bisa dimengerti plus jangan panjang-panjang. Memang SMS yang sopan dan santun serta mudah dimengerti itu setiap orang mengartikannya berbeda-beda. Ada loch dosen yang cuek dan gaul banget. Dosen seperti itu bisa diajak ce-es-an (kayak IM3 aja) bro dan dianya tidak perduli amat dengan SMS kayak apa aja yang penting komunikasinya tersambung. Tapi tunggu dulu bro, dosen seperti itu jumlahnya bisa dihitung dengan jari, atau jangan-jangan Cuma ada atu doank atau 1 banding 1000 orang (gak masuk akal kali yeee...). sedih juga seeh...tapi ya sudahlah. Kita sebagai orang muda memang sudah seharusnya menghormati yang tua. Tidak terlalu sulit menulis SMS bijak bestari buat dosen tercinta. Kalau perlu memakai kata-kata “Yth”, “hormat kami”, “kepada”, apa aja yang penting SMS kita enak dihati dan enak di perut (ajiiiiiiiiiiip!). Dosen enak dan kitanya juga enak. Kan sama-sama enak, tidak rumit kan, tanya kenapa???