May 14, 2008

Eni Kusumah


Eni kusumah
Potret TKW berprofesi sebagai Penulis dan Motivator

Berita tentang TKW disiksa dan dibunuh/bunuh diri sudah sering kita dengar. Berita-berita tersebut seringkali kita dengar di media massa. Sebagai contoh untuk mengingat kembali adalah kasus yang dialami TKW asal NTT, Nirmala Bonat yang mengalami penyiksaan fisik. Akibat penyiksaan fisik tersebu, bonat harus menjalani operasi dan perawatan kesehatan yang memakan waktu lama. Masih banyak lagi kisah-kisah sedih tentang TKW kita di luar negeri seperti malaysia, singapura, dan hongkong. Kebanyakan TKW kita diperlakukan seperti layaknya binatang, bukan manusia. Bisa anda bayangkan saja, binatang saja belum tentu melakukan tindakan sekejam itu. Padahal binatang tidak memiliki akal tetapi naluriah kebinatangannya. Tetapi manusia dapat melakukan lebih kejam bahkan biadab daripada binatang. Itulah kenyataan pahit yang harus dialami para TKW, pahlawan devisa, di luar negeri.

Namun dibalik potret buram tentang TKW indonesia di luar negeri, ada juga seorang TKW yang menjadi penulis buku best seller dan motivator ulung. Dialah Eni Kusumah. Profel Eni sempat dikupas pada stasiun TV swasta hari ini (14 Mei 2008) pukul 11.30 (kalau tidak salah). Eni merupakan gambaran TKW yang bisa merubah nasibnya dan keluar dari lingkaran kemiskinan mental dan materi. Sosok Eni mematahkan belenggu yang selama ini banyak terekam dalam pikiran sadar maupun tidak sadar TKW lainnya. Eni mampu meloncat dari zona “biasa” ke zona “luar biasa”. Suatu loncatan yang mampu dilakukan semua orang, asalkan mampu merobah paradigma lama ke paradigma baru tentang kehidupan itu sendiri.

Sosok Eni sebagai seorang penulis bisa kita lihat dari tutur katanya yang teratur dan mengesankan seorang intelektual. Berbicara tidak terburu-buru dan senantiasa dipikirkan terlebih dahulu. The Liang Gie sendiri di dalam bukunya, Terampil Mengarang, mengatakan kegiatan mengarang (menulis) melahirkan 6 nilai, salah satunya adalah nilai kecerdasan (2002:19). Dengan sering mengarang yang antara lain menghubungkan buah-buah pikiran yang satu dengan yang lain, merencanakan rangka uraian yang sistematis dan logis, serta menimbang-nimbang sesuatu kata yang tepat, seseorang akan senantiasa bertambah daya pikirnya, kemampuan khayalnya sampai tingkat kecerdasannya.

Untuk mengembangkan nilai kecerdasan itu, seorang penulis atau calon penulis harus memperkaya dirinya dengan bermacam-macam bacaan yang bermutu dan berbobot serta positif bagi pengembangan diri penulis. Semakin banyak bahan bacaan yang dibaca dan dipahami, maka semakin banyak kosakata baru yang bisa digunakan untuk pemilihan kalimat dalam suatu tulisan. Hal ini juga yang dikatakan The Liang Gie di dalam buku yang sama.

Artinya, wanita yang bernama Eni mampu mengubah dirinya, selain motivasi yang kuat untuk hidup lebih baik, juga rajin membaca buku. Membaca buku telah mencerdaskan eni dan mengeluarkan dia dari kebodohan dan keterbelakangan. Banyaknya TKW kita yang bernasib naas di luar negeri, bisa jadi disebabkan oleh kebodohan tadi. Sempitnya pemahaman mereka tentang kesejahteraan dan hukum perburuhan di suatu negara serta kurangnya bantuan hukum untuk mereka, membuat para TKW terjebak dalam lingkaran kemiskinan dan kebodohan. Maka melalui seorang Eni, para TKW harus sadar untuk memperbaiki dirinya agar tidak dibodoh-bodohi oleh agen PJTKI nakal dan majikannya di luar negeri. Buat pemerintah: Tegas dan tinggikan martabat bangsa Indonesia di mata bangsa asing!

No comments: