February 09, 2011

DILEMA

sebuah dilema menjadi pikiran yang terus-menerus menguras energi mental dan spiritual....manusia selalu ditawari oleh beragam pilihan dan selalu memilih. kadangkala pilihan itu ada yang tepat dan disetujui. namun tak jarang pilihan itu bisa salah dan tidak disetujui. hidup diantara kerumunan orang banyak yang berbeda kepentingan dan ambisi, cukup membingungkan saya. hari demi hari, terus bulan demi bulan, dan lanjut tahun demi tahun terus berlalu tetapi entah mengapa saya masih merasa belum maksimal dalam berkarya???



sebentar lagi saya akan memasuki umur 30 tahun. sungguh saya tak menyangka (seperti mimpi) bahwa sudah 30 tahun. apa kontribusi yang positif bagi agama, negara, dan keluarga? masih nol! apakah teman-teman merasa hal yang sama? memang perubahan fisik itu sangat kentara kelihatan. namun perubahan mental spiritual kadangkala sulit untuk diukur dan hanya Sang Pencipta yang tahu seperti apakah diri kita ini. sungguh saya berterus-terang, kesibukan saya selama ini ternyata hanyalah untuk menghabiskan waktu yang ada. bukan untuk dimanfaatkan sebaik-baiknya untuk tujuan yang jelas. mungkin saja tujuan itu berbeda-beda. tetapi pada intinya APA YANG KAMU CARI???

1. KEBAHAGIAAN?

2. KEKAYAAN?

3. KESUKSESAN?

4. KASIH SAYANG?

5. CINTA?

6. UANG?

7. JABATAN?

8. WANITA?

9. KEKUASAAN DAN WEWENANG?

saya mencari KEBAHAGIAAN DUNIA DAN AKHIRAT yang tak pernah bisa terbelikan dengan harta, tahta, dan wanita. jauh dari masalah yang tidak perlu. jauh dari tipu daya dan jebakan. tidak dikucilkan dari keluarga sanak saudara dan teman. ketenangan batin yang meresap di jiwa itulah yang saya butuhkan sampai akhir hayat. tidak meninggalkan suatu hutang dan cacat moral. walaupun manusia itu sendiri tak pernah luput dari kesalahan kecuali Muhammad SAW. apakah ada yang seide dengan SAYA?

February 04, 2011

PENGURANGAN RESIKO BENCANA BERBASIS KOMUNITAS

Pada tanggal 2 Januari 2011 Bengkulu dan sekitarnya diguncang gempa bumi kembali sekitar pukul 10 malam WIB. Kekuatannya sekitar 5,5 SR. melihat dan merasakan kondisi kebencanaan Bengkulu, kesiapsiagaan dari semua elemen masyarakat Bengkulu mutlak diperlukan. Masyarakat Bengkulu jangan terbuai oleh aktivitas rutinnya. Bengkulu sendiri sudah sering dihantam gempa bumi besar pada tahun 2000 dan 2007. Sepanjang kurun waktu tahun 2000 sampai sekarang sering terjadi gempa-gempa kecil dan besar dengan durasi waktu yang relative pendek. Namun bukan berarti masyarakat Bengkulu harus berdiam diri.

Sejak ditetapkan sebagai daerah yang rawan bencana atau garis merah, propinsi Bengkulu terus melakukan tindakan penyadaran baik itu dilakukan oleh pemerintah daerah maupun Lembaga Swadaya Masyarakat atau NGO (Non Governmental Organization). Namun hal itu belumlah cukup untuk meningkatkan kesadaran dan partisipasi masyarakat untuk kesiapsiagaan (preparedness) menghadapi kemungkinan bencana alam gempa bumi dan tsunami.

Bencana alam gempa bumi terjadi kapan saja dan tidak bisa diprediksikan. Hal ini memotivasi setiap orang dan organisasi untuk melakukan persiapan jika gempa terjadi. Salah satu organisasi yang melakukan kegiatan tersebut adalah United Nation Development Program (UNDP) bekerja sama dengan BAPPENAS. Nama programnya adalah Pengurangan Resiko Bencana Berbasis Komunitas (PRBBK) atau Saver Communities Disaster Risk Reduction (SCDRR). Program ini dilaksanakan di kota Bengkulu selama satu tahun dari tahun 2010 sampai 2011. Sebagai pelaksana ditunjuklah Lembaga Kemanusiaan Nasional Pos Keadilan Peduli Ummat (PKPU) Cabang Bengkulu. Kelurahan yang mendapatkan program tersebut ialah kelurahan Penurunan dan Lempuing.

Kegiatan ini dilakukan untuk menumbuhkan dan meningkatkan tingkat kesadaran bencana gempa bumi dan tsunamii pada masyarakat terutama masyarakat daerah percontohan tersebut. Masyarakat di kedua kelurahan tersebut dilatih oleh fasilitator teknis untuk siap-siaga bila terjadi bencana. Masyarakat diberikan pengetahuan dan pemahaman tentang bencana gempa bumi dan tsunami. Kemudian masyarakat diminta untuk memberikan pendapatnya tentang bencana tersebut dan dampaknya. Mengingat kedua wilayah tersebut pernah diguncang gempa bumi.

Belajar dari pengalaman masa lalu ketika Bengkulu dilanda gempa bumi, Aceh dihantam tsunami dan beberapa daerah juga mengalami hal yang sama. Maka diperlukan suatu alat atau perangkat lunak dan keras yang bisa mengurangi resiko dari bencana tersebut. Ratusan ribu nyawa melayang akibat bencana gempa bumi dan tsunami yang terjadi di wilayah Indonesia. Belum lagi kerugian material seperti harta pribadi, asset pemerintahan, dan lingkungan sekitarnya yang mencapai angka triliunan rupiah. Tentu saja hal itu mengganggu proses pembangunan.

Program PRBBK merupakan salah satu usaha dari NGO untuk melakukan reduksi dari semua kerugian. Melalui beragam kegiatan, masyarakat dilatih dan diberikan materi untuk bisa melakukan tindakan preventif bilamana terjadi bencana alam. Masyarakat dilatih untuk bisa menyiapkan diri dan keluarganya melakukan tindakan penyelamatan. Mereduksi resiko-resiko yang timbul akibat bencana alam gempa bumi dan tsunami.

Kota Bengkulu sendiri persis berada di pesisir pantai yang membentang luas. Masyarakat kota Bengkulu menamakannya Pantai Panjang. Ada 6 daerah di propinsi Bengkulu yang berada di pesisir pantai yaitu, Kota Bengkulu, Mukomuko, Bengkulu Utara, Seluma, Bengkulu Selatan, Dan Kaur. Apalagi pusat pemerintahan Bengkulu sangat dekat dengan pantai yang beresiko tsunami. Hal ini menandakan propinsi Bengkulu berada pada jalur merah gempa bumi dan tsunami. Wajar saja jika di bengkulu ada Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) dan lembaga yang sejenis. Namun tidak wajar jika BPBD menjadi barisan paling belakang jika ada bencana di Bengkulu.

Sepengetahuan penulis, program yang berkaitan dengan pengurangan resiko bencana masih sangat minim. Apalagi jika mengingat Bengkulu adalah daerah rawan bencana alam gempa bumi dan tsunami. Kondisi ini harus menjadi perhatian pemerintah daerah maupun pusat untuk meningkatkan program sejenis di daerah-daerah rawan bencana.
Daya rusak gempa bumi dan tsunami sangat mengerikan. Sudah semestinya jika perlu dilakukan upaya pencegahan. Suatu upaya yang menyeluruh serta melibatkan semua stakeholder di Bengkulu. Merangkul semua pihak untuk bersama-sama duduk satu meja membahas rencana aksi mengurangi resiko bencana. Hal ini penting dilakukan untuk menyelamatkan sebanyak mungkin makhluk hidup serta asset yang ada. Hal ini juga penting untuk mengamankan proses ekonomi dan investasi di Bengkulu. Pemerintah harus berani menjamin investor yang akan menanamkan modalnya di Bengkulu. Hal ini diharapkan bisa memajukan propinsi Bengkulu walaupun bencana senantiasa mengintai setiap saat. Disinilah letak pentingnya program pengurangan resiko bencana berbasis komunitas. Masyarakat atau komunitas menjadi elemen terpenting dan utama dalam barisan depan untuk mengurangi resiko bencana alam gempa bumi dan tsunami.

Pola penanganan bencana konvensional menjadikan manusia sebagai obyek. Hal ini artinya manusia masih menjadi target penyelamatan dan recovery bila terjadi bencana gempa bumi maupun tsunami. Sekarang paradigm tersebut perlu diganti atau dimodifikasi. Sekarang manusia merupakan subyek yang terlibat dalam penanganan bencana. Itu artinya ada keterliban dari semua stakeholder untuk melakukan tindakan pencegahan dan pengurangan resiko bencana. Diperlukan partisipasi semua pihak untuk aktif melakukan tindakan pencegahan dan pengurangan resiko bencana.

Semoga dengan lahirnya program PRBBK di kota Bengkulu, masyarakat menjadi lebih mengerti dan memahami arti pentingya mengurangi resiko bencana dan melakukan tindakan preventif terhadap bencana alam gempa bumi dan tsunami. Marilah kita bersama-sama belajar dan belajar bersama-sama untuk lebih melek dan tanggap terhadap bencana alam maupun manusia.

PENGURANGAN RESIKO BENCANA BERBASIS KOMUNITAS

Pada tanggal 2 Januari 2011 Bengkulu dan sekitarnya diguncang gempa bumi kembali sekitar pukul 10 malam WIB. Kekuatannya sekitar 5,5 SR. melihat dan merasakan kondisi kebencanaan Bengkulu, kesiapsiagaan dari semua elemen masyarakat Bengkulu mutlak diperlukan. Masyarakat Bengkulu jangan terbuai oleh aktivitas rutinnya. Bengkulu sendiri sudah sering dihantam gempa bumi besar pada tahun 2000 dan 2007. Sepanjang kurun waktu tahun 2000 sampai sekarang sering terjadi gempa-gempa kecil dan besar dengan durasi waktu yang relative pendek. Namun bukan berarti masyarakat Bengkulu harus berdiam diri.

Sejak ditetapkan sebagai daerah yang rawan bencana atau garis merah, propinsi Bengkulu terus melakukan tindakan penyadaran baik itu dilakukan oleh pemerintah daerah maupun Lembaga Swadaya Masyarakat atau NGO (Non Governmental Organization). Namun hal itu belumlah cukup untuk meningkatkan kesadaran dan partisipasi masyarakat untuk kesiapsiagaan (preparedness) menghadapi kemungkinan bencana alam gempa bumi dan tsunami.

Bencana alam gempa bumi terjadi kapan saja dan tidak bisa diprediksikan. Hal ini memotivasi setiap orang dan organisasi untuk melakukan persiapan jika gempa terjadi. Salah satu organisasi yang melakukan kegiatan tersebut adalah United Nation Development Program (UNDP) bekerja sama dengan BAPPENAS. Nama programnya adalah Pengurangan Resiko Bencana Berbasis Komunitas (PRBBK) atau Saver Communities Disaster Risk Reduction (SCDRR). Program ini dilaksanakan di kota Bengkulu selama satu tahun dari tahun 2010 sampai 2011. Sebagai pelaksana ditunjuklah Lembaga Kemanusiaan Nasional Pos Keadilan Peduli Ummat (PKPU) Cabang Bengkulu. Kelurahan yang mendapatkan program tersebut ialah kelurahan Penurunan dan Lempuing.

Kegiatan ini dilakukan untuk menumbuhkan dan meningkatkan tingkat kesadaran bencana gempa bumi dan tsunamii pada masyarakat terutama masyarakat daerah percontohan tersebut. Masyarakat di kedua kelurahan tersebut dilatih oleh fasilitator teknis untuk siap-siaga bila terjadi bencana. Masyarakat diberikan pengetahuan dan pemahaman tentang bencana gempa bumi dan tsunami. Kemudian masyarakat diminta untuk memberikan pendapatnya tentang bencana tersebut dan dampaknya. Mengingat kedua wilayah tersebut pernah diguncang gempa bumi.

Belajar dari pengalaman masa lalu ketika Bengkulu dilanda gempa bumi, Aceh dihantam tsunami dan beberapa daerah juga mengalami hal yang sama. Maka diperlukan suatu alat atau perangkat lunak dan keras yang bisa mengurangi resiko dari bencana tersebut. Ratusan ribu nyawa melayang akibat bencana gempa bumi dan tsunami yang terjadi di wilayah Indonesia. Belum lagi kerugian material seperti harta pribadi, asset pemerintahan, dan lingkungan sekitarnya yang mencapai angka triliunan rupiah. Tentu saja hal itu mengganggu proses pembangunan.

Program PRBBK merupakan salah satu usaha dari NGO untuk melakukan reduksi dari semua kerugian. Melalui beragam kegiatan, masyarakat dilatih dan diberikan materi untuk bisa melakukan tindakan preventif bilamana terjadi bencana alam. Masyarakat dilatih untuk bisa menyiapkan diri dan keluarganya melakukan tindakan penyelamatan. Mereduksi resiko-resiko yang timbul akibat bencana alam gempa bumi dan tsunami.

Kota Bengkulu sendiri persis berada di pesisir pantai yang membentang luas. Masyarakat kota Bengkulu menamakannya Pantai Panjang. Ada 6 daerah di propinsi Bengkulu yang berada di pesisir pantai yaitu, Kota Bengkulu, Mukomuko, Bengkulu Utara, Seluma, Bengkulu Selatan, Dan Kaur. Apalagi pusat pemerintahan Bengkulu sangat dekat dengan pantai yang beresiko tsunami. Hal ini menandakan propinsi Bengkulu berada pada jalur merah gempa bumi dan tsunami. Wajar saja jika di bengkulu ada Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) dan lembaga yang sejenis. Namun tidak wajar jika BPBD menjadi barisan paling belakang jika ada bencana di Bengkulu.

Sepengetahuan penulis, program yang berkaitan dengan pengurangan resiko bencana masih sangat minim. Apalagi jika mengingat Bengkulu adalah daerah rawan bencana alam gempa bumi dan tsunami. Kondisi ini harus menjadi perhatian pemerintah daerah maupun pusat untuk meningkatkan program sejenis di daerah-daerah rawan bencana.
Daya rusak gempa bumi dan tsunami sangat mengerikan. Sudah semestinya jika perlu dilakukan upaya pencegahan. Suatu upaya yang menyeluruh serta melibatkan semua stakeholder di Bengkulu. Merangkul semua pihak untuk bersama-sama duduk satu meja membahas rencana aksi mengurangi resiko bencana. Hal ini penting dilakukan untuk menyelamatkan sebanyak mungkin makhluk hidup serta asset yang ada. Hal ini juga penting untuk mengamankan proses ekonomi dan investasi di Bengkulu. Pemerintah harus berani menjamin investor yang akan menanamkan modalnya di Bengkulu. Hal ini diharapkan bisa memajukan propinsi Bengkulu walaupun bencana senantiasa mengintai setiap saat. Disinilah letak pentingnya program pengurangan resiko bencana berbasis komunitas. Masyarakat atau komunitas menjadi elemen terpenting dan utama dalam barisan depan untuk mengurangi resiko bencana alam gempa bumi dan tsunami.

Pola penanganan bencana konvensional menjadikan manusia sebagai obyek. Hal ini artinya manusia masih menjadi target penyelamatan dan recovery bila terjadi bencana gempa bumi maupun tsunami. Sekarang paradigm tersebut perlu diganti atau dimodifikasi. Sekarang manusia merupakan subyek yang terlibat dalam penanganan bencana. Itu artinya ada keterliban dari semua stakeholder untuk melakukan tindakan pencegahan dan pengurangan resiko bencana. Diperlukan partisipasi semua pihak untuk aktif melakukan tindakan pencegahan dan pengurangan resiko bencana.

Semoga dengan lahirnya program PRBBK di kota Bengkulu, masyarakat menjadi lebih mengerti dan memahami arti pentingya mengurangi resiko bencana dan melakukan tindakan preventif terhadap bencana alam gempa bumi dan tsunami. Marilah kita bersama-sama belajar dan belajar bersama-sama untuk lebih melek dan tanggap terhadap bencana alam maupun manusia.

PENGURANGAN RESIKO BENCANA BERBASIS KOMUNITAS

Pada tanggal 2 Januari 2011 Bengkulu dan sekitarnya diguncang gempa bumi kembali sekitar pukul 10 malam WIB. Kekuatannya sekitar 5,5 SR. melihat dan merasakan kondisi kebencanaan Bengkulu, kesiapsiagaan dari semua elemen masyarakat Bengkulu mutlak diperlukan. Masyarakat Bengkulu jangan terbuai oleh aktivitas rutinnya. Bengkulu sendiri sudah sering dihantam gempa bumi besar pada tahun 2000 dan 2007. Sepanjang kurun waktu tahun 2000 sampai sekarang sering terjadi gempa-gempa kecil dan besar dengan durasi waktu yang relative pendek. Namun bukan berarti masyarakat Bengkulu harus berdiam diri.

Sejak ditetapkan sebagai daerah yang rawan bencana atau garis merah, propinsi Bengkulu terus melakukan tindakan penyadaran baik itu dilakukan oleh pemerintah daerah maupun Lembaga Swadaya Masyarakat atau NGO (Non Governmental Organization). Namun hal itu belumlah cukup untuk meningkatkan kesadaran dan partisipasi masyarakat untuk kesiapsiagaan (preparedness) menghadapi kemungkinan bencana alam gempa bumi dan tsunami.

Bencana alam gempa bumi terjadi kapan saja dan tidak bisa diprediksikan. Hal ini memotivasi setiap orang dan organisasi untuk melakukan persiapan jika gempa terjadi. Salah satu organisasi yang melakukan kegiatan tersebut adalah United Nation Development Program (UNDP) bekerja sama dengan BAPPENAS. Nama programnya adalah Pengurangan Resiko Bencana Berbasis Komunitas (PRBBK) atau Saver Communities Disaster Risk Reduction (SCDRR). Program ini dilaksanakan di kota Bengkulu selama satu tahun dari tahun 2010 sampai 2011. Sebagai pelaksana ditunjuklah Lembaga Kemanusiaan Nasional Pos Keadilan Peduli Ummat (PKPU) Cabang Bengkulu. Kelurahan yang mendapatkan program tersebut ialah kelurahan Penurunan dan Lempuing.

Kegiatan ini dilakukan untuk menumbuhkan dan meningkatkan tingkat kesadaran bencana gempa bumi dan tsunamii pada masyarakat terutama masyarakat daerah percontohan tersebut. Masyarakat di kedua kelurahan tersebut dilatih oleh fasilitator teknis untuk siap-siaga bila terjadi bencana. Masyarakat diberikan pengetahuan dan pemahaman tentang bencana gempa bumi dan tsunami. Kemudian masyarakat diminta untuk memberikan pendapatnya tentang bencana tersebut dan dampaknya. Mengingat kedua wilayah tersebut pernah diguncang gempa bumi.

Belajar dari pengalaman masa lalu ketika Bengkulu dilanda gempa bumi, Aceh dihantam tsunami dan beberapa daerah juga mengalami hal yang sama. Maka diperlukan suatu alat atau perangkat lunak dan keras yang bisa mengurangi resiko dari bencana tersebut. Ratusan ribu nyawa melayang akibat bencana gempa bumi dan tsunami yang terjadi di wilayah Indonesia. Belum lagi kerugian material seperti harta pribadi, asset pemerintahan, dan lingkungan sekitarnya yang mencapai angka triliunan rupiah. Tentu saja hal itu mengganggu proses pembangunan.

Program PRBBK merupakan salah satu usaha dari NGO untuk melakukan reduksi dari semua kerugian. Melalui beragam kegiatan, masyarakat dilatih dan diberikan materi untuk bisa melakukan tindakan preventif bilamana terjadi bencana alam. Masyarakat dilatih untuk bisa menyiapkan diri dan keluarganya melakukan tindakan penyelamatan. Mereduksi resiko-resiko yang timbul akibat bencana alam gempa bumi dan tsunami.

Kota Bengkulu sendiri persis berada di pesisir pantai yang membentang luas. Masyarakat kota Bengkulu menamakannya Pantai Panjang. Ada 6 daerah di propinsi Bengkulu yang berada di pesisir pantai yaitu, Kota Bengkulu, Mukomuko, Bengkulu Utara, Seluma, Bengkulu Selatan, Dan Kaur. Apalagi pusat pemerintahan Bengkulu sangat dekat dengan pantai yang beresiko tsunami. Hal ini menandakan propinsi Bengkulu berada pada jalur merah gempa bumi dan tsunami. Wajar saja jika di bengkulu ada Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) dan lembaga yang sejenis. Namun tidak wajar jika BPBD menjadi barisan paling belakang jika ada bencana di Bengkulu.

Sepengetahuan penulis, program yang berkaitan dengan pengurangan resiko bencana masih sangat minim. Apalagi jika mengingat Bengkulu adalah daerah rawan bencana alam gempa bumi dan tsunami. Kondisi ini harus menjadi perhatian pemerintah daerah maupun pusat untuk meningkatkan program sejenis di daerah-daerah rawan bencana.
Daya rusak gempa bumi dan tsunami sangat mengerikan. Sudah semestinya jika perlu dilakukan upaya pencegahan. Suatu upaya yang menyeluruh serta melibatkan semua stakeholder di Bengkulu. Merangkul semua pihak untuk bersama-sama duduk satu meja membahas rencana aksi mengurangi resiko bencana. Hal ini penting dilakukan untuk menyelamatkan sebanyak mungkin makhluk hidup serta asset yang ada. Hal ini juga penting untuk mengamankan proses ekonomi dan investasi di Bengkulu. Pemerintah harus berani menjamin investor yang akan menanamkan modalnya di Bengkulu. Hal ini diharapkan bisa memajukan propinsi Bengkulu walaupun bencana senantiasa mengintai setiap saat. Disinilah letak pentingnya program pengurangan resiko bencana berbasis komunitas. Masyarakat atau komunitas menjadi elemen terpenting dan utama dalam barisan depan untuk mengurangi resiko bencana alam gempa bumi dan tsunami.

Pola penanganan bencana konvensional menjadikan manusia sebagai obyek. Hal ini artinya manusia masih menjadi target penyelamatan dan recovery bila terjadi bencana gempa bumi maupun tsunami. Sekarang paradigm tersebut perlu diganti atau dimodifikasi. Sekarang manusia merupakan subyek yang terlibat dalam penanganan bencana. Itu artinya ada keterliban dari semua stakeholder untuk melakukan tindakan pencegahan dan pengurangan resiko bencana. Diperlukan partisipasi semua pihak untuk aktif melakukan tindakan pencegahan dan pengurangan resiko bencana.

Semoga dengan lahirnya program PRBBK di kota Bengkulu, masyarakat menjadi lebih mengerti dan memahami arti pentingya mengurangi resiko bencana dan melakukan tindakan preventif terhadap bencana alam gempa bumi dan tsunami. Marilah kita bersama-sama belajar dan belajar bersama-sama untuk lebih melek dan tanggap terhadap bencana alam maupun manusia.

February 02, 2011

LOMBA KARYA TULIS PTPN VII

LOMBA KARYA TULIS
DALAM RANGKA MEMERIAHKAN HUT KE-15 PTPN VII (PERSERO) TAHUN 2011
PERUSAHAAN PERSEROAN (PERSERO) PT PERKEBUNAN NUSANTARA VII MENGGELAR LOMBA KARYA TULIS DENGAN TEMA UTAMA:

“PERAN PTPN VII DALAM PEMBANGUNAN EKONOMI DAN LINGKUNGAN HIDUP”

KATEGORI:
LOMBA PENULISAN DIBAGI MENJADI ENAM KATEGORI DENGAN MASING-MASING TEMA BERIKUT. TEMA TERSEBUT BUKAN JUDUL, KARYA TULIS BERUPA KAJIAN DENGAN JUDUL DAN URAIAN YANG LEBIH SPESIFIK

1. KATEGORI PELAJAR SMP DAN SEDERAJAT
TEMA: SURAT KEPADA DIREKSI PTPN VII (PERSERO) TENTANG PELESTARIAN LINGKUNGAN
2. KATEGORI PELAJAR SMA DAN SEDERAJAT.
TEMA: PERAN, FUNGSI DAN MANFAAT KEBUN KARET DAN KELAPA SAWIT PTPN VII (PERSERO) DALAM MENCEGAH DAN MENGATASI DAMPAK PEMANASAN GLOBAL.
3. KATEGORI MAHASISWA
TEMA: KONTRIBUSI PTPN VII (PERSERO) DALAM MENGATASI ANGKATAN KERJA DAN PENGANGGURAN.
4. KATEGORI UMUM
TEMA: PENGELOLAAN PERUSAHAAN PERKEBUNAN BERKELANJUTAN DENGAN PRINSIP 3-P (PLANET, PEOPLE, AND PROFIT)
5. KATEGORI JURNALIS (MEDIA CETAK DAN ONLINE)
TEMA: BEBAS, BERUPA HASIL LIPUTAN DI WILAYAH PTPN VII (PERSERO) DAN TULISAN HASIL LIPUTAN TERSEBUT SUDAH DIMUAT DI MEDIA MASSA TEMPAT WARTAWAN BEKERJA.
6. KATEGORI PEKERJA PTPN VII
TEMAN: KARYA INOVASI DI LINGKUNGAN KERJA YANG MENDUKUNG KINERJA PERUSAHAAN.

PERSYARATAN LOMBA:
1. PESERTA LOMBA (SESUAI KATEGORI) TERCATAT SEBAGAI PENDUDUK PROPINSI LAMPUNG, SUMSEL, DAN BENGKULU DIBUKTIKAN DENGAN KARTU IDENTITAS KTP/SIM/KARTU PELAJAR/MAHASISWA.
2. PEKERJA TETAP/CALON PEKERJA TETAP PTPN VII (PERSERO) HANYA DIPERKENANKAN MENGIKUTI LOMBA PADA KATEGORI PEKERJA.
3. NASKAH DITULIS DALAM BAHASA INDONESIA DENGAN TEKNIK PENULISAN ARTIKEL ILMIAH POPULER ATAU KARANGAN KHAS (FEATURES) DAN MERUJUK KEPADA PEMAKAIAN BAHASA INDONESIA YANG BAIK DAN BENAR SESUAI KAIDAH.
4. TULISAN MERUPAKAN KARYA ORISINAL DAN BELUM PERNAH/TIDAK SEDANG DIIKUTKAN DALAM LOMBA SEJENIS.
5. PANJANG TULISAN UNTUK KATEGORI MAHASISWA, UMUM, JURNALIS, DAN PEKERJA MINIMAL 6000 KARAKTER DAN MAKSIMAL 10000 KARAKTER, DIKETIK MENGGUNAKAN MICROSOFT OFFICE WORD, JENIS HURUF TIMES NEW ROMAN 12 POINT, SPASI 1,5.
6. PANJANG TULISAN UNTUK KATEGORI SMP DAN SMA MINIMAL 4000 KARAKTER DAN MAKSIMAL 6000 KARAKTER DIKETIK MENGGUNAKAN MICROSOFT OFFICE WORD, JENIS HURUF TIMES NEW ROMAN 12 POINT, SPASI 1,5.
7. KIRIMAN KARYA DALAM BENTUK HARDCOPY (NASKAH) YANG DISERTAI SOFTCOPY (FILE DALAM CD ATAU FLASHDISK). NASKAH DIKIRIM LANGSUNG ATAU MELALUI POS KE PANITIA LOMBA PENULISAN PERUSAHAAN PERSEROAN (PERSERO) PT PERKEBUNAN NUSANTARA VII DENGAN ALAMAT BAGIAN HUMAS KANTOR DIREKSI, JL. TEUKU UMAR NO. 300 BANDAR LAMPUNG. UNTUK SOFTCOPY BISA DIKIRIM KE EMAIL: LOMBAPTPN7@YAHOO.COM.
8. KARYA TULIS YANG DIIKUTKAN DALAM LOMBA MENJADI MILIK PANITIA. PANITIA AKAN MENCETAK KUMPULAN KARYA PEMENANG MENJADI BUKU.
9. KEPUTUSAN DEWAN JURI BERSIFAT MUTLAK DAN TIDAK DAPAT DIGANGGU GUGAT.

WAKTU KEGIATAN:
1. PENGIRIMAN NASKAH TULISAN DARI TANGGAL 15 JANUARI – 28 FEBRUARI 2011 (CAP POS) KE BAGIAN HUMAS KANTOR DIREKSI, JL. TEUKU UMAR NO. 300 BANDAR LAMPUNG.
2. PENJURIAN DILAKUKAN PADA 1-6 MARET 2011
3. PENGUMUMAN PEMENANG MELALUI MEDIA PADA TANGGAL 7 MARET 2011 DAN PENYERAHAN HADIAH PADA 12 MARET 2011, BERSAMAAN DENGAN RESEPSI HUT KE-15 PTPN VII (PERSERO)