November 15, 2008

MASA LALU TERAKHIR, TATAPLAH MASA DEPAN DAN RAIH

Setiap manusia itu mempunyai masa lalu dalam perjalanan hidupnya. Masa lalu manusia juga bermacam-macam. Ada yang positif dan juga negative. Masa lalu negative merupakan aib. Sedangkan masa lalu positif adalah prestasi atau contoh teladan. Namun kecenderungan manusia lebih banyak mempermasalahkan masa lalu yang negatif ketimbang yang positif. Sehingga yang terjadi adalah penderitaan yang tak pernah kunjung selesai. Setiap orang mempunyai keinginan memperbaiki dirinya dari segala dosa

Di dunia ini tidak ada manusia yang tak pernah berbuat salah atau dirinya suci. Tinggal bagaimana kita menyikapi masalah itu dengan kebijaksanaan, kearifan, kejujuran, dan keikhlasan. Akankah kita biarkan mereka menderita dan berada dalam kubangan dosa terus-menerus? Dimanakah hati nurani kita ketika melihat penderitaan batin, psikologis dan fisik mereka. Jangan pernah kita merasa diri ini tidak berdosa atau orang suci. Sikap seperti itu adalah sombong dan sama dengan watak iblis yang membangkang.

Masa lalu negatif yang kita alami bukanlah untuk ditangisi dan disesali tetapi menjadi pelajaran. Biarlah masa lalu itu menjadi sejarah dan tinggal kenangan. Saat ini yang perlu kita lakukan adalah menatap masa depan dan sekarang. Melakukan yang terbaik bagi sisa-sisa umur. Sambil terus-menerus melakukan perbaikan diri. Rancanglah kehidupan yang lebih baik dan bermakna, goreskan tinta emas yang menjadi menara gading dan selalu terkenang sepanjang masa. Apapun keputusan yang kita ambil, jalankanlah...

Allah SWT tidak akan memberikan beban hidup melebihi kemampuan hamba-hamba-Nya.

Selalu berpikir positif itu perlu, atau minimal lebih banyak pikiran-pikiran positif yang hadir dalam hidup kita. Buat apa kita memikirkan sesuatu, sedangkan ia tidak pernah terjadi. Atau belum pernah kita lakukan. Berpikir positif membuat kita memandang dunia ini secara objektif. Kita melihat dunia bukan hanya segi negatifnya saja. Dengan berpikir positif membuat kita meletakkan gemerlap dunia ditangan bukan di hati. Jika dunia sudah ditangan, maka tidak ada yang perlu ditakutkan, dikhawatirkan, dicemaskan ataupun terlalu berlebih-lebihan dalam meraih sesuatu, yang kadangkala harus dilakukan dengan cara yang salah

Pengalaman hidup yang kita miliki akan semakin mendewasakan kita. Dewasa dalam mengambil keputusan, dewasa dalam bertindak, dewasa dalam berbicara, dewasa dalam bergaul. Dewasa (sikap dan perilaku) yang tidak dibuat-buat atau instan. Semuanya itu membutuhkan proses dan latihan, tidak langsung jadi secara tiba-tiba. Pengalaman hidup membuat kita semakin tahu arti kehidupan. Pengalaman hidup akan memberikan pelajaran yang sangat berharga. Namun mesti juga diingat, sebagaimana yang dikatakan ary ginanjar agustian, jangan sampai pengalaman hidup menjadi belenggu yang menghambat kita untuk menyibak rahasia dunia dan kehidupan.

Janganlah kita menjaga jarak atau menjauhi orang-orang yang kurang beruntung dalam hidupnya. Justru mereka harus dirangkul dan diberikan semangat untuk merubah atau memperbaiki dirinya agar mati dalam keadaan khusnul khotimah, akhir yang baik bagi jiwa-jiwa yang senantiasa membersihkan dirinya dari noda-noda dosa. Masuklah ke surga-Ku wahai jiwa-jiwa yang bersih dan tenang. Ambilah rahmat dan berkah Tuhanmu yang melimpah dan dikaruniakan kepadamu. Itulah panggilan dari Tuhanmu dengan rasa cintanya yang tiada tara terhadap manusia.

Patut juga dicamkan bersama, bahwa setiap keputusan itu ada resiko dan akibat yang logis. Siap tidak siap, kita harus siap menghadapinya dengan berani, berani, dan berani serta jangan takut!!! Jangan sampai rasa takut menguasai diri kita dan membuat kita berhadapan dengan masalah besar. Jangan ada bom waktu atau bom remote yang siap meledak kapan saja akibat kita memendam masalah.

Apa itu ketakutan? Takut dimarahi, takut miskin, takut dipukuli, takut jadi orang kaya, takut nikah, takut kekurangan gizi, takut kehilangan fasilitas yang telah ada, dan takut2 yang lainnya. Kita kita merasa takut? Karena kita seringkali negatif tingking dulu terhadap diri kita sendiri. Justru rasa takut membuat kita lebih kreatif dalam menyikapi hidup ini. Bagaimana rasa takut membuat manusia membuat pertahanan untuk selalu survive dalam hidupnya. Binatang saja mempunyai kemampuan survival, apalagi manusia yang memiliki akal yang banyak. Seharusnya kita berpikir dan mempraktekkan hasil pemikiran tersebut dalam kehidupan kita.


No comments: