October 10, 2022

Salah satu keahlian dan saya menikmatinya sampai saat ini adalah menciptakan pemimpin selanjut dalam sebuah divisi atau bagian. Pemimpin yang saya maksud disini bisa kepala bidang, manager, supervisor, bahkan di lembaga komunitas sekalipun. Bagaimana pak caranya? pertama, biasakan kita mendengar dan mengeluarkan semua potensi yang dimiliki oleh tim kita. disitu kita akan melihat sosok-sosok yang beraneka ragam potensi, salah satunya adalah potensi leadership. Biasanya mereka punya attitude dalam setiap menyampaikan pendapat di muka umum. kesopanan dan kadangkala sedikit gugup namun bisa dilatih agar terbiasa untuk menyampaikan pendapat di muka umum dalam forum diskusi. ide-ide yang mereka kemukan biasanya orisinil dan seger sekali. saya melihat mereka yang mempunyai leadership yang bagus memang sudah tertempa sejak masih SMA sampai dengan kuliah. berani untuk menyampaikan pendapat, walaupun kadang mesti diimbangi dengan usaha yang luar biasa kalo belum terbiasa. kemampuan materi yang dikuasai dan mereka dapat menjawab semua yang berkaitan dengan materi tersebut. kedua, libatkan mereka dalam setiap aktivitas yang kita lakukan. jangan biarkan potensi hilang dan jangan takut untuk berkembang. bisa jadi kita mendelegasikan mereka untuk menangani suatu kegiatan atau proyek. disini kita tidak melepaskan secara langsung, namun tetap didampingi dan paralel kita melakukan evaluasi berkala. Jam terbang mereka perlu untuk ditambah dengan studi kasus yang langsung didapatkan di lapangan. The apprentice adalah salah satunya, mereka bisa melihat gaya kepemimpinan kita, gaya komunikasi kita, gaya negosiasi dan lobi kita, dan bagaimana kita berhadapan dengan pemimpin di luar sana. Ketiga, respon yang cepat dalam setiap situasi. respon mereka ini menjadi nilai plus dan tentu saja kita suka dengan orang yang suka cepat respon dan terukur. bayangkan jika di grup komunitas ketika diberikan informasi, lebih banyak hanya dibaca saja. Beda dengan mereka yang memiliki keahlian kepemimpinan sejak awal yaitu suka memberikan respon / reaksi dari suatu isu sosial, lingkungan, dan ketidaksesuaian norma yang mereka rasakan. keempat, biasanya anak-anak yang leadershipnya kuat suka diskusi dan berpikiran kritis. mereka kadangkala tidak suka dengan keadaan pro status quo atau yang yang perlu didekontruksi dalam pemikiran bahkan implementasinya. mereka sudah terbiasa dan mengalir dalam memberikan ide-ide atau gagasan - gagasan segar dan menarik. kekritisan mereka memang ada dasar dan sumber dayanya. bisa saja dari buku bacaan, pengalaman, dan pergaulan. nah sebagian besari dari mereka jauh melampaui umur biologisnya, alias sudah dewasa lebih cepat secara pemikiran dari sebayanya. kadangkalah kecepatan mereka tidak bisa diikuti oleh teman sebayanya. maka ciri-ciri ini cenderung seringkali saya temui. ini semua adalah catatan pribadi saya dalam setiap tim kerja yang saya kelola. lebih kepada pengalaman subyektif saya sendiri selama menjadi kepala cabang dan juga manager.

No comments: