March 29, 2009

HIDUP ITU PILIHAN

Hidup ini pilihan,kita harus memilih dan terus bergerak aliat tidak boleh berhenti dari aktivitas kehidupan jika tidak ingin kehilangan momen kehidupan yang sangat berharga.hidup itu penuh dengan pilihan dan setiap hari kita terus dihadapkan dengan beragam pilihan yang kadangkala kita tidak mengetahui manfaat dan mudharatnya, tetapi itulah hidup yang mesti kita jalani agar kita tidak jalan ditempat.



March 28, 2009

kEKUASAAN

Di saat sedang panas-panasnya kampanye pemilu dan pilpres 2009 serta menjelang pilkada 2010, gubernur ternyata sangat royal membelanjakan anggaran daerah maupun uang pribadinya. Gubernur tampaknya sedang berubah wujud menjadi sinterklas atau dermawan yang sangat ringan tangan membantu sesama. Gubernur begitu diidolakan kehadirannya di suatu daerah. Adalah hal yang biasa dalam setiap kegiatan, gubernur selalu membagikan sejumlah uang, asesoris yang dimilikinya seperti jam tangan dan jaket, maupun beasiswa dan hadiah-hadiah lainnya. Yang pasti saat ini adalah momen-momen spesial bagi masyarakat bengkulu.

Jika kita memperhatikan pemberitaan akhir-akhir ini di media massa local tentang kegiatan gubernur bengkulu agusrin mariyono najamudin, mungkin akan terbersit di pikiran kita, alangkah enaknya jadi gubernur dengan beragam fasilitas yang didapatkan. Pertanyaannya, berapakah modal untuk menjadi seorang gubernur bengkulu? Rp 5-10 Milyar sudah cukup atau kurang dari jumlah itu, namun tidak ada patokan yang pasti berapa jumlah yang mesti dikeluarkan untuk menjadi seorang gubernur dari sebuah daerah kecil.

Jika kita sering membaca koran lokal, kita akan melihat publikasi tentang gubernur bengkulu yang rajin sedekah akhir-akhir ini. Dengan kekuasaan yang dimilikinya, gubernur memberikan kendaraan dinas bagi Polisi dan TNI, sumbangan untuk membangun pesantren, sumbangan untuk organisasi keagamaan, sumbangan untuk kegiatan kampanye politik, sumbangan untuk guru teladan, sumbangan untuk siswa teladan, sumbangan untuk pemuka agama, dan berbagai sumbangan lainnya yang tak mungkin disebutkan semua.

Di saat sedang panas-panasnya kampanye pemilu dan pilpres 2009 serta menjelang pilkada 2010, gubernur ternyata sangat royal membelanjakan anggaran daerah maupun uang pribadinya. Gubernur tampaknya sedang berubah wujud menjadi sinterklas atau dermawan yang sangat ringan tangan membantu sesama. Gubernur begitu diidolakan kehadirannya di suatu daerah. Adalah hal yang biasa dalam setiap kegiatan, gubernur selalu membagikan sejumlah uang, asesoris yang dimilikinya seperti jam tangan dan jaket, maupun beasiswa dan hadiah-hadiah lainnya. Yang pasti saat ini adalah momen-momen spesial bagi masyarakat bengkulu.

Apakah yang dilakukan oleh gubernur itu salah? Ini bukan masalah salah atau benar, tetapi ini adalah peluang yang akan dimanfaatkan setiap orang untuk memelihara eksistensi kekuasaanya agar tetap langgeng dengan segala acara. Tinggal kita sebagai masyarakat bengkulu untuk lebih bijak menyikapi aksi gubernur kita itu. Sekilas mungkin tidak ada yang salah menurut kita. Namun jika kita mengenal lebih dalam tentang aspek hukum tata negara dan administrasi negara, sangat mungkin sekali yang yang tidak tepat.

Di dalam tulisan ini, saya tidak ingin membahas tentang benar atau salah dari kedermawanan seorang gubernur. Saya hanya ini membahas sedikit, betapa enaknya jadi gubernur seperti agusrin. Gubernur juga sedang mendirikan sebuah perusahaan yang bernama Najamudin Incorporation. Sebuah dinasti kekuasaan yang ingin menancapkan kuku-kuku kekuasaan agar tetap langgeng tujuh turunan kalau bisa.

Orang awam sering mengatakan bengkulu itu lubuknya kecil namun buayanya banyak atau daerah miskin. Namun siapa sangka ternyata daerah ini memiliki uang yang banyak dan terparkir di bank-bank lokal maupun nasional. Memang sangat sulit untuk membuktikan hal itu, namun sebagai orang yang pernah berprofesi sebagai financial consultant, hal itu sangat mungkin sekali terjadi. Orang bengkulu itu kaya dan banyak duit. Namun sayangnya yang diekspos hanya orang miskin dengan kemiskinan serta keterbelakangannya. Hal ini disebabkan ketimpangan distribusi kekayaan. Sehingga sangat kentara sekali jurang pemisah antara orang miskin dengan orang kaya. Jurangnya sangat dalam dan sulit bagi orang miskin untuk menaikkan derajatnya beberapa poin mendekati orang kaya.

Di zaman Rasulullah SAW dan kekhalifahan, sangat sulit sekali mencari orang miskin. Justru yang mudah ditemui adalah orang-orang yang ingin menyumbangkan hartanya bagi orang miskin. Hal ini disebabkan optimalnya pelaksanaan zakat di zaman itu. Selain itu setiap orang sangat anti yang namanya korupsi. Di zaman itu juga orang lebih suka menjadi pedagang dibandingkan menjadi pegawai negeri atau swasta. Hal seperti inilah yang jarang kita temui di zaman yang katanya modern dengan kemajuan teknologinya.

Ada apa dengan gubernur kita itu kawan? Apakah sudah tenggelam dan terlena dengan kekuasaannya ataukah keserakahan sudah mulai menjalari setiap aliran darahnya? Apakah gubernur kita sudah lupa dengan daratan sehingga ini selalu membasahi dirinya dengan air. Sangat mungkin sekali gubernur kita sudah ketagihan dengan kekuasaan yang dimilikinya dan saat ini sedang berusaha membangun dinasti najamudin agar kekuasaan mereka tetap langgeng di bumi raflesia. Tentunya tidak mudah untuk mempertahankan eksistensi kekuasaan karena banyak orang tertarik juga dengan kekuasaan yang sama. Jadi kita akan melihat parade pertempuran politik diantara elit yang berkuasa dan mempunyai harta. Seoptimal mungkin mereka akan menggunakan segala cara yang ada untuk memperebutkan kue kekuasaan yang ada di bengkulu. Elit politik akan berlomba-lomba untuk menarik simpati para pemilih yang emosional. Kebanyakan para pemilih berada pada ikatan emosional dan kekeluargaan dan pemilih rasional sepertinya kurang laku dan jarang didekati walaupun terkadang mereka menjadi newsmaker bagi para elit politik.

Pemilu yang sedang berlangsung saat ini merupakan salah satu sarana yang akan dimanfaatkan bagi pencari kekuasaan dan kekayaan untuk bertarung memperebutkan kursi basah dan berlumpur. Ini adalah arena yang keras dan menguras pikiran, tenaga, dan uang. Bagi yang tidak siap jangan coba-coba untuk aji mumpung, kalau tidak ingin stres dan menjadi penghuni rumah sakit jiwa. Butuh persiapan dan perencanaan yang matang untuk bisa bertarung dalam pemilu, pilpres dan pilkada.


BELAJAR TERUS MENERUS

Mampukah kita membaca. Mampukah kita bermain computer. Mampukah kita mengerjakan skripsi. Mampukah kita mengendarai motor. Mampukah kita mengendarai mobil. Mampukah kita….dan lain-lainnya. Apakah semua itu muncul dengan tiba-tiba. Bukankah dulu itu merupakan proses belajar yang kita lakukan terus menerus tanpa lelah. Pertanyaannya mengapa saat ini kita berhenti? Mengapa kita merasa cukup? Mengapa kita merasa lelah? Mengapa kita merasa gengsi? Mengapa kita tidak percaya diri? Bukankah Allah SWT telah menciptkan kita dengan sebaik-baik penciptaan? Mengapa kita tidak mau belajar lagi? Mengapa kita justru membuang-buang waktu untuk hal-hal yang sia-sia?

Perubahan itu akan selalu kita alami. Mampukah kita mengikuti perubahan yang sedang terjadi pada diri kita sendiri maupun lingkungan sekitar kita hidup? Kita berharap semoga perubahan itu mengarah pada hal yang positif bukan negative. Masih ingatkah kita ketika lahir didunia dalam keadaaan tidak berdaya dan selalu dalam lindungan orang tua dan orang-orang disekitar kita. Mampukah kita mencari makan pada saat itu. Mampukah kita menghindar dari bahaya. Mampukah kita berjalan. Mampukah kita berbicara. Mampukah kita menulis. Mampukah kita membaca. Mampukah kita bermain computer. Mampukah kita mengerjakan skripsi. Mampukah kita mengendarai motor. Mampukah kita mengendarai mobil. Mampukah kita….dan lain-lainnya. Apakah semua itu muncul dengan tiba-tiba. Bukankah dulu itu merupakan proses belajar yang kita lakukan terus menerus tanpa lelah. Pertanyaannya mengapa saat ini kita berhenti? Mengapa kita merasa cukup? Mengapa kita merasa lelah? Mengapa kita merasa gengsi? Mengapa kita tidak percaya diri? Bukankah Allah SWT telah menciptkan kita dengan sebaik-baik penciptaan? Mengapa kita tidak mau belajar lagi? Mengapa kita justru membuang-buang waktu untuk hal-hal yang sia-sia? Mengapa kita selalu menunggu saja tanpa berbuat? Semua itu adalah perubahan kawanku. Kita tidak boleh tertinggal kereta perubahan. Munculkan kembali kemauan untuk berprestasi dalam ridho ilahi dan terus-menerus mencetak prestasi baru dan jangan pernah ragu untuk melakukannya. Kita harus melangkah dan tidak boleh jalan ditempat saja tanpa mengambil keputusan atau tindakan. Masalah benar atau salah itu relatif! Dont be affraid brother dan jangan terlalu dipusingkan dengan orang-orang banyak yang hanya tahu tentang kesuksesan. Kamu sendiri yang lebih mengetahui tentang segala sesuatu yang terbaik untukmu. Ayo bro bangkit dan jangan menyerah dengan kondisi atau situasi. Fokus kamu ingin belajar tentang apa. Mulai saat ini mulailah untuk mengambil bidang kerja yang sesuai dengan keahlianmu atau paling tidak kamu menyukai pekerjaan itu dan jangan lagi mudah terpengaruh dengan pekerjaan orang lain.

Mengapa kita mesti takut melangkah dan selalu menuruti kata orang yang belum tentu dan boleh jadi tidak mengetahui siapa diri kita yang sebenarnya, walaupun itu orang tua kita sendiri. Jangan takut menghadapi rintangan, hambatan, cobaan, ujian atau apapun namanya. Jangan menyerah dan selalu berpikir divergen dan menyebar selalu.
Balik ke fokus bahasan yang pertama kali, proses belajar bertahun-tahun yang sudah kita lakukan sejak bayi. Belajar untuk berjalan, berpakaian sendiri, mandi sendiri, pakai sepatu sendiri, makan sendiri, belajar sendiri, belajar sepeda, belajar motor, belajar mobil, belajar komputer, belajar matematika, belajar bahasa, belajar untuk bergaul, belajar untuk berkomunikasi, belajar untuk membaca dan menulis, belajar untuk berbisnis, belajar untuk menjadi orang sukses dunia dan akhirat,.

Dan masih banyak belajar-belajar lainnya yang perlu kita ketahui dan lakukan. Setiap kita belajar pasti tidak langsung bisa. Di dalam proses belajar kita akan dihadapi oleh berbagai macam hambatan, rintangan, cobaan, ujian, dari diri kita sendiri, orang lain, dan lingkungan kita sendiri. Tinggal lagi bagaimana kita menghadapi semua cobaan dalam belajar itu dengan menciptakan alternatif-alternatif yang dapat dijadikan sebagai solusi untuk mengatasi semua cobaan. Ingatkah kamu ketika belajar motor, berapa kali kamu menabrak dan ditilang oleh polisi? Awal-awalnya kamu ketakutan sekali karena akan dimarahi oleh orang tua dan pak polisi. Namun sangat disayangkan sekali, kebanyakan orang tua memarahi anaknya tanpa memberikan tindakan solutif dalam menyelesaikan permasalahan yang dihadapi oleh anak-anaknya. Sebagai orang tua seharusnya setelah memarahi anak dan menasehatinya, lakukan tindakan solutif agar menjadi contoh bagi anak-anaknya untuk lebih hati-hati lagi dalam bertindak dan dikemudian hari ia bisa menyelesaikan permasalahannya sendiri atau mandiri.

Orang tua hanya bisa memarahi saja dan tidak mau tahu-menahu. Sehingga banyak sekali hubungan tidak yang terjadi diantara orang tua dan anak-anaknya. Seharusnya orang tua ikut mendukung anaknya untuk belajar sesuatu dan memberikan masukkan tentang segi manfaat dan mudharatnya dalam proses belajar tersebut. Mengapa valentine itu dilarang? Mengapa ada yang mendukung dan menolak valentine? Karena mereka mempunyai pemahaman sendiri tentang valentine dan itu harus didiskusi agar ada titik temu yang muncul dari diskusi yang sehat bukan memaksakan kehendak. Yang jelas itu semua muncul dari sudut pandang yang berbeda dan bagaimana kita menyiasati perbedaan tersebut. Dan kita tidak memvonis atau mengatakan orang itu salah dan benar.

Kebohongan yang pertama akan memicu kebohongan yang kedua dan seterusnya. Dan dia akan terus berlanjut kalau tidak segera dipotong. Yang manakah kebohongan untuk kebaikan itu?
Ini intermezo aja, maka kita akan kembali ke bahasan proses belajar tadi. Masihkah kita tidak tergerak untuk kembali balajar dan membuang jauh-jauh kesombongan yang kita miliki? Kesombongan dan sok tahu akan membuat kita semakin bodoh dan dijauhi oleh semua orang. Tetapi bagaimana kita belajar untuk tidak menjadi pesuruh baru kemudian diberikan ilmu, apakah itu adalah sebuah keniscayaan?

Masih banyak yang perlu kita pelajari, secara konsep maupun teknik. Belajar internet, belajar program aplikasi komputer, belajar membuat program sederhana komputer, belajar merakit, balajar perangkat keras komputer, belajar troubleshooting komputer. Jika ada masalah ini, bagaimana cara menyelesaikannya. Kalau mau belajar, jangan pasif tetapi aktif dan selalu mencari. Belajar tentang kesehatan. Dokter mengatakan penyakitnya ini dan membuat resep. Kemudian apoteker menentukan obat yang sesuai untuk pasie, kemudian perawat membantu untuk membuat pasien lekas sembuh berdasarkan prosedur dari dokter seperti disiplin makan obat atau hidup sehat. Ada dokter, dokter spesialis, dokter gigi, dokter hewan, perawat, bidan, ahli gizi, ahli ronsen, dan sebagainya.

Apakah benar kita kuliah untuk bekerja atau justru kita kuliah agar bisa menciptakan lapangan pekerjaan? Sebuah pernyataan yang masih sangat umum sekali dan tidak gampang merubah pola pikir.